Quantcast
Channel:
Viewing all 257 articles
Browse latest View live

Wayang Yang Sudah Jarang Keluar

$
0
0

Ternyata ada beberapa wayang yang dulu eksis namun seiring perkembangan jaman, sudah jarang atau tidak pernah muncuk sama sekali dalam pertunjukan wayang umum.

cekruk truna

Sebagai contoh, wayang klasik jaman dahulu, punya durasi panjang dan waktu perang yang juga panjang. Jadi perang itu ada tahap-tahapannya. Salah satunya ada adegan dimana paraga Cekruk Truna/Sarapada mengusir Celeng atau Babi Hutan. Cekruk Truna ini dimainkan agak berbeda dengan wayang kulit umum karena bisa bergerak lebih banyak. Sekarang konsepnya diadopsi oleh Wayang Kampung Sebelah untuk dangdutan, joged-jogedan.

Adegan mengusir celeng ini jaman sekarang sudah hilang. Perang cakilan saja tidak selalu ada. Yang ada perang gagal beberapa jurus lalu lanjut Campursarian di Gara-gara.

cekruk trisno (2)

Di Cilacap kemarin sempat muncul paraga Cekruk, namun bukan mengusir celeng namun Wadya Setanan. Karena Cekruknya dibikin mirip Ki Dalang, dan dalangnya bernama Tejo Sutrisno, sebut saja namanya Cekruk Trisno.

Selain cekruk, saya dapati di museum wayang, ada 3 paraga Abdi atau bisa disebut dagelan yang bahkan tidak dikenal di wayang sekarang.

Sarkawi

Sarkawi, Wayang Museum Sendang Mas

Sarkawi adalah cantrik Sokalima. Semacam murid di padepokan milik Durna. Dari bentuknya wayang ini sepertinya wayang dagelan, malah mirip wayang Sarawita.

Musium Wayang Sendang Mas (22)

Jaewana & Sontoloyo

Jaewana-Sontoloyo Wayang Museum Sendang MasJaewana dan Sontoloyo adalah Punakawan para raksasa. Karenanya kedua paraga ini juga berupa raksasa dengan mulut mrenges. Namun berpakaian seperti dagelan.

Jaman sekarang peran keduanya diambil alih oleh Togog dan Sarawita.

Jaewana, Wayang Museum Sendang Mas


Filed under: WAYANG Tagged: gambar wayang, paraga wayang, wayang jaewana, wayang sarkawi, wayang sontoloyo

Wayang Indonesia Diklaim Tetangga?

$
0
0

 

komik tentang wayang

Komik di atas adalah sebuah sindiran yang Mak Jleb sekali buat orang Indonesia. Dalam hal hiburan selalu saja mengagumi dan membanggakan tokoh-tokoh dari Amrik dan Jepang sana. Tak sekalipun mengacu pada tokoh yang ada di negeri sendiri. Ketika ada “negara tetangga” yang sedikit memakai budaya kita untuk mereka sendiri, langsung saja mencak-mencak dan reaktif.

Mungkin patut pula kita berterima kasih pada Malay dengan apa yang mereka buat. Karena rasa cinta kadang harus di sengat oleh rasa cemburu.

Simak dua gambar berikut:

komik kon malaysia pakai logo wayang2

Dan yang ini

komik kon malaysia pakai logo wayang

Komik Kon Malaysia menggunakan wayang Kresna sebagai logo di acara mereka.

Apakah Salah? Bisa iya bisa tidak. Karena di sana pasti ada komunitas jawa bisa jadi masih ada yang membawa bibit wayang dari tanah leluhurnya dan memunculkannya tentunya dengan bentuk yang berbeda namun masih ada kesamaan.

Sebenarnya sebelumnya tentang wujud wayang di Malaysia ini sudah pernah muncul di film Kartun bikinan Malaysia, Upin-Ipin. Dalang versi Movienya, yang muncul di tahun 2007 ada piala di rumah Tok Dalang rangi yang berwujud semacam ini:

Wayang Kulit Tok Dalang

Piala ini berwujud wayang rapekan, semacam bentuk wayang Panji atau wayang Gedog atau Krucil, bisa juga wayang Kulit Purwa sebagai paraga Patih atau prajurit.

Jadi apakah ini merupakan sebuah Klaim. Atau cuma mengambil salah satu dari budaya mereka. Dan seperti kasus yang sudah-sudah kita hanya ribut ketika ada “klaim” tersebut. Sehari-hari tidak ada yang perduli dengan budaya, termasuk halnya Wayang ini.

Jadi mari kita cintai budaya kita sendiri dengan mencintai wayang. Daripada mengoleksi benda inijusticeleague

Atau ini

kamen_rider action figure

Lebih baik yang ini

Musium Wayang Sendang Mas (29)

Sama-sama punya nilai tinggi, sama-sama mahal, namun yang jelas membantu para pengrajin wayang.


Filed under: KEBUDAYAAN, WAYANG Tagged: wayang diklaim malaysia, wayang versus superhero

Wayang Malaysia

$
0
0

Wayang Kulit Tok Dalang

Melanjutkan tentang masalah wayang diklaim, kali ini kita coba telusuri via dunia maya mengenai wayang Malaysia. Dan secara umum menyebutkan bahwa wayang kulit di Malaysia itu bentuknya seperti ini:wayang malaysia 0 Ada persamaan yaitu ditatah, disungging, memakai gapit dan tuding, dimainkan malam hari, bermain bayangan, dilakukan oleh dalang dan sebagainya namun yang jelas TETAP BERBEDA. Misal stilisasi serta tatahan wayangnya jelas beda jauh.

Kita telusuri lebih lanjut ternyata ada gunungan juga, ada blencong dengan petomaks dan snag dalang memainkannya seperti ini.wayang malaysia Memasang mic-nya mirip juga dengan dalang di sini.

wayang malaysia dalang Namun pakaiannya santai seperti itu, barangkali memang wayang itu yang ditonton adalah bayangannya jadi pakaian dan posisi duduk sang dalang sejajar dengan gedebog pisangnya.

wayang malaysia niaga

Niyaga juga santai dalam berpakaian serta alat musiknya tidak sebanyak gamelan.

Kita kutip dari Wikipedia berbahasa Malaysia tentang Wayang Kulit Malaysia

Wayang kulit Indonesia telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga ( Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity ).

Wayang Kulit di Malaysia

Di Malaysia sahaja terdapat empat jenis persembahan wayang kulit iaitu Wayang Kulit Melayu, Wayang Kulit Gedek, Wayang Kulit Purwa (atau Wayang Kulit Jawa) dan Wayang Kulit Kelantan (atau Wayang Kulit Siam). Kesemua empat jenis wayang kulit ini hanya boleh ditemui di Semenanjung Malaysia.

Wayang Kulit Melayu Kelantan dikatakan berasal dari Kemboja dan dibawa masuk melalui Patani, Selatan Thailand. Ceritanya berdasarkan Hikayat Ramayana dan penglipur lara tempatan. Watak-watak wayang kulit ini menggunakan loghat Kelantan. Antara watak penting ialah Hanuman, Sri Rama, Sita Dewi, Maharaja Rawana dan Laksamana.

Wayang Kulit Jawa dikatakan berasal dari Wayang Kulit Purwa Jawa, Pulau Jawa, Indonesia. Patung-patungnya membawa watak dari cerita Mahabratha dan cerita-cerita Panji. Wayang kulit ini diperkenalkan ke negeri Kelantan pada 1834 oleh seorang tok dalang Melayu selepas mempelajari teknik-teknik Tok Dalang di Pulau Jawa. Watak wayang kulit ini ialah Sang Kula, Raden Galoh Cendera Kirana, Arjuna, Sang Dewa dan Raden Inu Kartapati. [2]

Wayang Kulit Purwa terkenal di kawasan selatan Semenanjung Malaysia. Ia menggunakan loghat Jawa.

Wayang Gedek terkenal di Kedah dan Perlis. Ia menggunakan loghat utara (kedah-Perlis). Dua watak utama ialah Etong dan Ekau. Wayang jenis ini menggunakan patung yang berpakaian moden seperti kebaya pendek.


Walau mungkin yang terkenal adalah Wayang Kulit Melayu Kelantan seperti foto di atas, namun ternyata ada juga wayang ber unsur Jawa di Malaysia.


Filed under: WAYANG Tagged: wayang kulit malaysia

Sowan Ke Sanggar Wayang Wawan Sondakan

$
0
0

sowan ke sanggar wayang wawan sondakan 01 Sanggar Wayang Wawan Sondakan pimpinan Bapak Hernot Sarwani termasuk salah satu sanggar wayang yang ternama, setidaknya karya-karyanya banyak dipesan oleh penggemar wayang kulit, termasuk di dalamnya Dalang, pemerhati budaya dan tokoh masyarakat yang paham seluk beluk wayang.

sowan ke sanggar wayang wawan sondakan 15

Bertempat di sekitar Purwosari Solo, ternyata Pak Hernot ini adalah seorang Ketua RT. Lokasinya mudah dicari, dari pertigaan Purwosari ke Selatan, sampai perempatan Lumbung Batik, belok ke kiri (timur). Sampai ada gang pertama di kanan jalan, masuk ke gang itu, lanjut sampai ketemu perempatan makam, lanjut sampai ketemu perempatan lagi, belok kiri ada gang kecil yang tidak muat dua mobil, di kanan jalan ada papan nama RT seperti di atas.
sowan ke sanggar wayang wawan sondakan 16

Di teras depan tampak bekas kulit tanduk kerbau sepertinya baru saja dikuiti, sepertinya dapat mentahan tanduk untuk dikirim ke pembuat gapit.

Masuk ke dalam rumah dapat sambutan hangat disertai teh hangat yang segar. Di dalam ruangan kerja tampak banyak sekali wayang-wayang baik yang lama, baru, maupun baru gebingan/putihan. Ada yang koleksi namun siap dilepas jika ada yang berminat, ada juga yang benar-benar pesanan.

sowan ke sanggar wayang wawan sondakan 11

Wayang yang sudah jadi, agak lama.sowan ke sanggar wayang wawan sondakan 10

sowan ke sanggar wayang wawan sondakan 09 sowan ke sanggar wayang wawan sondakan 08 sowan ke sanggar wayang wawan sondakan 07
sowan ke sanggar wayang wawan sondakan 04sowan ke sanggar wayang wawan sondakan 12 Selain wayang-wayang “standar” seperti yang ada di buku-buku, ada juga wayang-wayang kreasi walaupun tidak terlalu ekstrim. sowan ke sanggar wayang wawan sondakan 03

Seta putih dan seta praban (gebingan)
sowan ke sanggar wayang wawan sondakan 13

Ini entah namanya siapa, yang jelas wayang blak baladewa ini katanya wayang madya.

sowan ke sanggar wayang wawan sondakan 06

Tokoh lain ber-blak Baladewa bertopong, dan jenggot wok, entah siapa namanya.sowan ke sanggar wayang wawan sondakan 05

Di sini juga ada gapit yang ready, selain buat dipasang sendiri sepertinya bisa dibeli ketengan.

Ngobrol dengan pak Hernot sungguh menyenangkan, seharian sepertinya tak cukup. Mengingat waktu sudah sore dan saya harus melanjutkan perjalanan ke Jogja, terpaksa jam 5 sore saya pamit undur.


Filed under: WAYANG Tagged: hernot sarwani, pengrajin wayang, sanggar wayang, sanggar wayang di solo, sanggar wayang wawan sondakan

Balada Sebuah Kabel, Duka Penonton Wayang Belakang Kelir

$
0
0

Wayang Belakang Keliar Dan Kabel 1

Berangkat menonton wayang walau sekarang sudah “tidak musim” namun tetap enak dinikmati, efek bayangan ketika wayang dimainkan apalagi ketika adegan perang jelas lebih dramatis daripada dari belakang dalang. Namun apa daya kenikmatan menonton bayangan itu terganggu sebuah kabel yang melintang. Bahkan tak cuma itu, juluran kain tarub serta batang pohon juga menganggu. Memang ini statusnya di kebun, kalo batang pohon masih dimaklumi lah.

Wayang Belakang Keliar Dan Kabel 1bMencoba mendekat, biar kata harus ndangak-ndangak, lambaian kait tarup menghilang tapi kabel lighting ini tetap menganggu. Itulah duka-duka menonton wayang dari belakang kelir. Tapi tak cuma itu, kita simak banyak lagi penggangu kenikmatan menonton wayang;
Wayang Belakang Keliar Dan Kabel 5

Masih kabel, dan ditambah sesuatu yang lebih besar, yaitu tiang tarub.

Wayang Belakang Keliar Dan Kabel 4

Yang ini adalah pertunjukan duet, ada dua penghalang yaitu tiang kelir, kalo yang iani tak bisa diganggu lagi namun yang kurang dipikirkan adalah posisi sound untuk kontrol dalang yang berada di tengah-tengah dua dalang.

Wayang Belakang Keliar Dan Kabel 2

Yang ini walau masih terganggu kabel namun tidak menganggu, namun alangkah lebih baik jika dirapikan setidaknya di daerah kelir yang berwarna gelap.Wayang Belakang Keliar Dan Kabel 3Nah yang ini sebenarnya bagus, kabel diset agar berada sepanjang tiang kelir, tidak mengganggu “arena” wayang, namun jika dirapikan tentu lebih baik.
Wayang Belakang Keliar Dan Kabel 6

Yang ini contoh pentas duet, memang tiang kelir tak bisa diganggu namn bisa diatur agar tidak terlalu menganggu jalannya pentas.

Memang sejak Indosiar rutin menyiarkan wayang, di dalamnya pasti ada pentas sinden ngibing, campursari dan semacamnya sehingga tampilan wayang menjadi ditonton dari belakang dalang. Semoga ke depan tren bisa kembali ke klasik dimana wayang ditonton bayangannya sesuai namanya.


Filed under: WAYANG Tagged: menonton wayang dari belakang kelir

Nonton Pentas Wayang Jogja, Ki Seno Nugroho

$
0
0

Ki Seno Nugroho adalah dalang paling kondang di sekitar wilayah Yogyakarta.Dari jadwal pentasnya dalang ini memang tergolong laris. Animo penggemarnya jug tampak luar biasa di grup Facebook. Tapi itu di dunia maya, bagaimana dengan kenyataaannya?
Nonton Ki Seno Nugroho 1Menyusuri dinginnya Jalan Kaliurang jam 11 malam, demi menyaksikan kiprah Ki Seno, menembus hawa dingin menusuk tulang, saya bermotor menuju daerah Ngaglik, Sleman yang notabene berada di daerah yang lebih tinggi daripada kota Yogyakarta. Perjalanan sekitar 6 kilometer menyusuri jalan yang lebar, sepi dan mulai menanjak. Sampai akhirnya di pertigaan tepat sebelum jembatan bengkong saya berbelok kiri menyusui jalan yang terasa “lebih kampung”Nonton Ki Seno Nugroho 03

Tak terlalu jauh dari pertigaan, tampak orang dengan lightstick mengarahkan pengguna jalan sambil bertanya, “wayang”… “wayang” Ini dia yang saya cari. Berbelok beberapa kali akhirnya saya diarahkan oleh pemudi-pemudi berseragam batik untuk masuk area parkir yang tampak sudah penuh, sekalian membayar tarif parkir 3000 rupiah. Sepertinya mereka semacam karang taruna desa.

Nonton Ki Seno Nugroho 01Berjalan dari parkiran sesuai arah para pemuda tadi, saya melihat semacam pasar malam. Banyak penjual makanan, jajanan, bahkan topi dan akik ada di sini, luar biasa hanya untuk pertunjukan wayang sampai seperti ini.
Nonton Ki Seno Nugroho 02

Sampai di lokasi tampak tarub dan penontonnya yang luar biasa banyaknya, sampai sulit untuk sedikit mengintip seperti apa panggung wayangnya. Hanya tampak jelas dari sebuah screen kecil di sisi kanan area tamu.

Rupanya sedang masuk adegan Limbuk-Cangik yang tentunya berisi campursari dan dagelan. Karena tampak belum ada tanda-tanda mulai adegan wayang, akhirnya saya beringsut mundur untuk mencari segelas kopi sebagai pengusir dingin dan kantuk. Kemudian bertemu dengan seorang teman penggemar wayang yang datang jauh dari Solo.

Ketika terdengar suluk pertanda mulai lagi adegan wayang, tampak penonton yang tadinya berjubel, berurutan meninggalkan lokasi. Memang sudah umum lebih banyak penonton campursari dan lawakan ketika pertunjukan wayang. Kecuali di daerah Banyumasan penonton bisa penuh sepanjang pentas, pertanda penonton wayang bukan campursari.

Setelah pergerakan pentonton sudah habis, tampak banyak kursi penonton yang kosong, akhirnya dapat tempat yang enak untuk menyaksikan kiprah sang dalang. Kali ini mengambil lakon Sadewa Krama.
Nonton Ki Seno Nugroho 2

Ki Seno Nugroho walaupun dalang jogja, namun paraga yang digunakan sebagain besar adalah wayang gaya Solo. Bahkan di simpingan pun kebanyakan wayang Solo-an. Suluknya pun gagrak Solo. Nah ketika menyuarakan wayang, baru terdengar gaya Jogjanya.

Sepanjang adegan, baik dialog antar tokoh maupun adegan perang, terselip guyonon yang mengocok perut. Ini gaya Jogja seperti Ki Hadi Sugito, gaya solo tidak seperti ini, lebih banyak serius. Memang untuk guyonoannya Gaya Jogja lebih bebas berekspresi. Suara dalang ketika suluk memang enak didengar, tidak semua dalang bisa seperti ini.

Tata panggung Ki Seno Nugroho saya bilang standar wayang klasik. Beda jika dibandingkan dengan Dalang Banyumas, Kukuh Bayu Aji dengan kelir lengkungnya yang sangat khas dan tampak “tidak biasa”. Sabet Ki Seno cukup bagus, cuma tidak menunjukkan perang rumit semacam gendiran, jadi belum tahu seberapa hebat skill sabetnya. Kebetulan yang berperang adalah Petruk melawan Kurawa, jadi tekniknya tidak terlalu menonjol, malah banyak banyolan dan perang lucunya.

Sound system yang dipakai juga cukup pas, beda dengan wayang Banyumasan yang saya anggap berlebihan dalam hal sound system. Hanya ada tiga pasang set pengeras suara (salon) yang keluaran suaranya tidak mengggelegar, jadi masih bisa ditangkap dengan telinga dengan baik.


Filed under: WAYANG Tagged: dalang jogja, ki seno nugroho, wayang gagrak jogjakarta, wayang jogja

Pengalaman Pertama Nonton Pentas Dalang Jogja

$
0
0

Nonton Wayang Jogja - Ki Edo Suwondo 01

Sebelum menonton kiprah Ki Seno Nugroho, sehari sebelumnya saya menonton secara penuh pentas Ki Edy Suwondo di STIE YKPN Jalan Seturan. Ini adalah pertama kali saya menonton secara langsung, wayang jogja, dalang jogja dan berlokasi di jogja.

Nonton Wayang Jogja - Ki Edo Suwondo 001Wayang ini diadakan dalam rangka Dies Natalis STIE YKPN. Karenanya tempatnya di lingkungan kampus maka tempat resik, tertib, ada tempat duduk dan makanan kecil juga. Namun karena di kota juga, jumlah penontonya tidak terlalu banyak, kursi yang disediakan tidak terisi penuh.Nonton Wayang Jogja - Ki Edo Suwondo 002Pentas ini bagi saya cukup unik, karena semua Niyaga adalah anak muda, mungkin hanya ada satu penabuh gambang yang sudah berusia agak lanjut, namun beliau juga cuma sebentar, selanjutnya tugasnya digantikan oleh niyaga muda.

Nonton Wayang Jogja - Ki Edo Suwondo 02 Pertama kali yang saya perhatikan adalah sinden simpingan wayangnya. Walaupun ini wayang Jogja tapi isi simpingan malah sepertinya dominan wayang Solo.

Nonton Wayang Jogja - Ki Edo Suwondo 11

Duryudana dua buah dan semuanya Bludren kumisnya, jelas wayang Solo. Di Banyumas, Duryudana biasanya di simping di sebelah kanan setelah Bomanarakasura di belakang Bratasena. Di pagelaran ini Duryudana ada di sisi kiri, setelah Baladewa.Nonton Wayang Jogja - Ki Edo Suwondo 03 Brahala paling kiri memang wayang Jogjan namun Buta raton dan Bathara Kala di belakangnya, Maesasura dan seterusnya adalah wayang Surakartan.

Nonton Wayang Jogja - Ki Edo Suwondo 06

Ujung simpingan kanan lebih banyak Jogja, werkudara dan terutama Gatotkaca menggunakan wayang khas Jogja.

Kita lihat wayang-wayang yang digunakan dalam pentasnya:Nonton Wayang Jogja - Ki Edo Suwondo 04Durga gaya Solo sementara Durna dan Sengkuni gagrak Jogja.
Nonton Wayang Jogja - Ki Edo Suwondo 07 Semar, Anoman dan Setyaki gaya Solo , Gatotkaca dan Antareja kental Jogjanya.

Nonton Wayang Jogja - Ki Edo Suwondo 09

Kartomarmo vs Setyaki, duel Solo-an

Nonton Wayang Jogja - Ki Edo Suwondo 13Durna Jogja dan Dursasana SoloNonton Wayang Jogja - Ki Edo Suwondo 15Gatotkaca Jogja vs Dursasana Solo

Nonton Wayang Jogja - Ki Edo Suwondo 16Nah kali ini dua-duanya Jogja asli, Antareja bertemu Durna.

Nonton Wayang Jogja - Ki Edo Suwondo 14Bima, Semar, Setyaki dan Anoman, semuanya Solo? Hmmm
Nonton Wayang Jogja - Ki Edo Suwondo 08Narada Jogja bertemu Bima dan Arjuna Solo

Nonton Wayang Jogja - Ki Edo Suwondo 12

Arjuna Solo bertemu Batara Guru Jogja.

Nonton Wayang Jogja - Ki Edo Suwondo 10
Nah ini lagi Kresna dan Gatotkaca sama-sama Jogja.

Cukup  miris juga sebenarnya, mayoritas wayang baik yang dimainkan maupin disimping malah wayang Surakartan. Yogyakarta sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa namun tidak bisa memunculkan ciri khasnya. Memang ada kesulitan tersendiri memainkan wayang Jogja namun seharusnya bisa disiasati.

Bukan ingin berkesan eksklusif, namun mengingat wayang Jogja itu terlalau Endemik, apakah hanya akan menjadi pajangan museum, jika dalang Jogjapun tak mau memainkannya.

B onus : 

Nonton Wayang Jogja - Ki Edo Suwondo 05Simpingan yang ini juga tidak semua Gagrak asal Yogya lho. Hmmm selain Niyaga muda-muda, sindennya, 7 dari 8 berumur 20 tahunan ke bawah, beberapa mahasiswi ISI dan murid SMK :mrgreen:


Filed under: KEBUDAYAAN, WAYANG Tagged: ki edy suwondo, wayang gagrak jogja, wayang jogjan

Sinden Sibuk Dengan Gadget, Bagaimanakah?

$
0
0

Nonton Wayang Jogja - Ki Edo Suwondo 05

Pertunjukan wayang, selain simpingan wayang, sekarang ada istilah SIMPINGAN SINDEN, dimana sinden dipajang di bawah simpingan kanan, atau kiri atau bahkan dua-duanya, karena saking banyaknya sinden yang tampil.

Nah sudah umum juga bahwa sinden sekarang lekat dengan gadget. Sepanjang pertunjukan wayang mereka selalu memainkan gadgetnya entah untuk Facebook, Twitter, Path atau chatting semacam Whatsapp, BBM, Line dan lain-lain. Di waktu lain tempak pula mereka selalu motret sana-sini juga pastinya selfie baik sendiri maupun dengan teman sebelahnya.

Terus terang yang seperti ini agak mengganggi pemandangan.

Sinden Banyak

Bagusnya sinden itu selalu siap menjalankan tugasnya. Menggunakan gadgetnya boleh namun cukup sesekali.

Bagaimana dengan sang dalang? Kebanyakan membiarkan, ada pula yang menyindir ringan sesekali, namun ada juga yang cukup galak dengan menyindir secara keras.

Nah untuk dalang, seharusnya menerapkan peraturan dan menjelaskannya sebelum pentas dimulai sehingga tanpa ada sindiran atau semacamnya, para sinden sudah menyadari tugasnya.


Filed under: WAYANG Tagged: sinden sibuk dengan gadget

Undangan Nikah Bergambar Wayang, Pilih Yang Sesuai Jalan Cerita

$
0
0

Capture status seorang dalang di Facebook. image

Dan memang benar, banyak yang memajang logo Rama-Shinta di acara pernikahannya. Baik dalam bentuk undangan, souvenir dan lain-lain. Tujuannya jelas melambangkan “pasangan”.

Namun jika dirunut ke dalam ceritanya, lambang Rama-Shinta ini kurang tepat. Bukan bermaksud percaya pada takhayul, cerita, dongeng apalagi ini adalah kisah import dari India, namun sekedar membuat kesesuaian antara Simbol dengan apa yang diharapkan.

Yang mengerti kisah Ramayana pasti tahu bahwa percintaaan Rama-Shinta penuh perjuangan berat sampai akhirnya mereka bahagia di akhirnya. Shinta bertahun-tahun dalam tawanan Rahwana, bisa dikatakan selepas pengantin baru. Setelah berhasil direbutpan, Shinta perlu pembuktian untuk kesuciannya yang diragukan setelah ada di tawanan Rahwana bertahun-tahun. Pembuktiannya adalah dengan terjun ke api, dan ketika selamat baru terbukti bahwa dia masih Suci.

Nah tidak klop kan? Rama-Shinta harus menjalani cobaan dan rintangan yang berliku-liku,sementara harapan pernikahan adalah bahagia tanpa cobaaan berat. Hal ini sebenarnya sama dengan ketika di suatu resepsi, ada penyanyi yang menyanyikan lagu sedih, perpisahan padahal suasananya bahagia dan mengenai bertemunya dua hati.

Tokoh apakah yang paling tepat untuk undangan? Arjuna-Sumbadra? Memang pasangan setia, tapi Arjuan istrinya banyak, mau?

image

Paling tepat adalah Kamajaya-Kamaratih, pasangan setia tanpa kendala.


Filed under: WAYANG Tagged: kamajaya kamaratih, rama sinta, undangan bergambar wayang, undangan pernikahan, wayang yang melambangkan kesetiaan pasangan

Wayang Indonesia Diklaim Asing?

Jadwal Pagelaran Wayang Bulan Oktober 2015 (Banyumasan)

$
0
0

Jadwal pentas wayang dalang Banyumasan Oktober 2015, masih ramai karena bertepatan dengan banyaknya hajatan, dan jangan lupa tanggal 23 Oktober bertepatan dengan acara Sedekah Laut, dalang – dalang kondang akan pentas waktu yang bersamaan di TPI yang ada di Cilacap.

Dirangkum dari berbagai sumber (akan disesuaikan jika ada perubahan)

KI ULIN NUHA

  • Tanggal 31 : Widarapayung, Kec. Binangun, Cilacap

(sumber : facebook ki gendeng)

KI WISNU NUGROHO

  • Tanggal 17 : Bantargebang, Bekasi ( bersama Ki Giarto & Ki Totok)
  • Tanggal 23 : Tunjungseto, Kec. Sempor, Kebumen

(sumber : timeline facebook ki dalang)

KI BAGAS KRISWANTO

  • Tanggal 17 : Blitar
  • Tanggal 25 : Bulakan, Pemalang

(sumber : ki dalang)

KI TEJO SUTRISNO

  • Tanggal 03 : Rumah Bapak Budhi Karyono, RT 01 RW 07 Karangtengah Kidul, Karangreja, Kec. Cimanggu, Cilacap
  • Tanggal 05 : Desa Pacar, Kec. Tirto, Pekalongan

(sumber : ki dalang)

KI SUGIYONO SISWO CARITO

  • Tanggal 03 : Widarapayung, Kec. Binangun, Cilacap
  • Tanggal 10 : Bulusari, Kec. Gadrungmangu, Cilacap
  • Tanggal 23 : Jalan Bakung, Sidakaya, Kec. Cilacap Selatan, Cilacap

(sumber : ki dalang)

KI JULUNG GANDHIK EDIASMORO

  • Tanggal 07 : Kedungbenda, Kec. Nusawungu, Cilacap
  • Tanggal 22 : Bojongsari, Kec. Kembaran, Banyumas
  • Tanggal 25 : Brecek, Kec.Kaligondang, Purbalingga
  • Tanggal 27 : Tejasari Kec.Kaligondang, Purbalingga

(sumber : grup facebook sugino laras/aden riris)

KI MARGONO SISWO CARITO

  • Tanggal 03 : Baregbeg, Ciamis
  • Tanggal 14 : Padaemut, Kertajaya, Kec. Lakbok, Ciamis
  • Tanggal 17 : Srandil, Kec. Adipala, Cilacap
  • Tanggal 18 : Kalisalak, Kec. Kebasen, Banyumas
  • Tanggal 22 : Binangun, Kec. Binangun, Cilacap
  • Tanggal 23 : Watuagung, Kec. Tambak, Banyumas
  • Tanggal 27 : Dusun Cijurey, Desa Kujangsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar

(sumber : ki dalang)

KI SIGIT DJONO SAPUTRA

  • Tanggal 13 : Pakuncen, Kec. Bobotsari, Purbalingga
  • Tanggal 16 : Bulaksari Kec. Bantarsari, Cilacap
  • Tanggal 17 : Kesugihan Kidul, Kec. Kesugihan, Cilacap
  • Tanggal 18 : Kejawar, Kec. Banyumas, Banyumas
  • Tanggal 21 : Bringkeng Kec. Kawunagnten, Cilacap
  • Tanggal 22 : Pahonjean, Kec. Majenang, Cilacap
  • Tanggal 23 : TPI Sentolokawat, Cilacap Kota
  • Tanggal 24 : Balaidesa Sampang, Kec. Sampang, Cilacap
  • Tanggal 25 : Majapura, Kec. Bobotsari, Purbalingga
  • Tanggal 27 : Kramat, Tegal
  • Tanggal 30 : Kamulyan, Kec. Bantarsari, Cilacap
  • Tanggal 31 : Tambaksari, Kec. Kedungreja, Cilacap

(sumber : crew)

KI GENDROYONO

  • Tanggal 01 : Wisnu, Kec. Watukumpul, Pemalang
  • Tanggal 09 : Bumisari, Kec. Bojongsari, Purbalingga
  • Tanggal 10 : Brak, Majasari, Kec. Bukateja, Purbalingga
  • Tanggal 15 : Panusupan, Kec. Rembang, Purbalingga
  • Tanggal 17 : Bantarwuni, Kec. Kembaran, Banyumas
  • Tanggal 21 : Kemangkon, Kec. Kemangkon, Purbalingga
  • Tanggal 22 : Sitinggil, Bantarsari, Kec. Bantarsari, Cilacap
  • Tanggal 23 : Jetis, Kec. Kemangkon, Purbalingga
  • Tanggal 25 : Somakaton, Kec. Somagede, Banyumas.

(sumber : ki dalang)

KI SUTEJO MUDHO CARITO

  • Tanggal 15 : Tenggogo, Kertajaya, Kec. Lakbok, Ciamis
  • Tanggal 16 : Penyarang, Kec. Sidareja, Cilacap
  • Tanggal 23 : TPI Kemiren, Tegalkamulyan, Kec. Cilacap Selatan
  • Tanggal 24 : Sidakaya, Kec. Cilacap Selatan
  • Tanggal 25 : Bantardawa, Kec. Purwadadi, Ciamis
  • Tanggal 26 : Sidaurip, Kec. Gadrungmangu, Cilacap
  • Tanggal 27 : Tegalbuled, Kec. Tegalbuled, Sukabumi
  • Tanggal 30 : Ciwunung, Mulyadadi, Cipari, Kec. Cilacap

(sumber : ki dalang)

KI MONGKO DARYONO

  • Tanggal 03 : Limbangan, Jalan Landak, Mertasinga, Kec. Cilacap Utara, Cilacap
  • Tanggal 04 : Balai Desa Paketingan, Kec. Sampang, Cilacap
  • Tanggal 17 : Ketenger, Kec. Baturaden, Banyumas
  • Tanggal 18 : Jangrana, Kec. Kesugihan, Cilacap
  • Tanggal 19 : Balai Desa Kesugihan Lor, Kec. Kesugihan, Cilacap
  • Tanggal 23 : TPI Lengkong, Tegalkamulyan, Kec. Cilacap Selatan, Cilacap
  • Tanggal 24 : Balai Desa Kutawaru, Kec. Cilacap Tengah, Cilacap
  • Tanggal 25 : Balai Desa Kuripan, Kec. Kesugihan, Cilacap
  • Tanggal 29 : Lemah Meteng, Sumingkir, Kec. Kutasari, Purbalingga
  • Tanggal 31 : Papringan, Kec. Banyumas, Banyumas

(sumber : grup facebook ki mongko daryono)

KI GINO GUNO CARITO

  • Tanggal 01 : Widara Payung Wetan, Kec. Binangun, Cilacap
  • Tanggal 04 : Kemiri, Kec. Sumpiuh, Cilacap
  • Tanggal 07 : Jalan Bima, Kota Cilacap
  • Tanggal 08 : Tunjung, Kec. Jatilawang, Banyumas
  • Tanggal 11 : Langensari, Banjar, Jawa Barat
  • Tanggal 13 : Ambalkumolo, Kec. Buluspesantren, Kebumen
  • Tanggal 14 : Garung, Kec. Karangtengah, Wonosobo
  • Tanggal 17 : Kalisabuk, Kec. Kesugihan, Cilacap
  • Tanggal 18 : Cigintung, Kec. Wanareja, Cilacap
  • Tanggal 19 : Kawunganten Lor, Kec. Kawunganten, Cilacap
  • Tanggal 22 : Ayah, Kec. Ayah, Kebumen
  • Tanggal 23 : Ujungalang, Kec. Kampunglaut, Cilacap
  • Tanggal 24 : Babakan, Kec. Kawunganten, Cilacap
  • Tanggal 25 : Bojongsari, Kec. Kedungreja, Cilacap
  • Tanggal 26 : Nusawungu, Kec. Nusawungu, Cilacap
  • Tanggal 28 : Grugu, Kec. Kawunganten, Cilacap
  • Tanggal 31 : Bangkal, Kec. Binangun, Cilacap

(sumber : ki dalang)

KI GUNTUR RIYANTO

  • Tanggal 01 : Jepara Wetan, Kec. Binangun, Cilacap
  • Tanggal 02 : RT 01/04 Karangturi, Kec. Kroya, Cilacap
  • Tanggal 03 : Sidaurip, Kec. Binangun, Cilacap
  • Tanggal 04 : RT 01/04 Menganti, Kec. Kesugihan, Cilacap
  • Tanggal 06 : RT 01/04 Karangtawang, Kec. Nusawungu, Cilacap
  • Tanggal 07 : Doplang, Kec. Adipala, Cilacap
  • Tanggal 08 : RT 24/06 Sidaurip, Kec. Binangun, Cilacap
  • Tanggal 10 : Wanayasa, Kec. Gombong, Kebumen
  • Tanggal 11 : Argosari, Kec. Ayah, Kebumen
  • Tanggal 13 : Sikampuh, Kec. Kroya, Cilacap
  • Tanggal 14 : Mulyasari, Kec. Majenang, Cilacap
  • Tanggal 15 : Tegalpingen, Kec. Pengadegan, Purbalingga
  • Tanggal 16 : Watumalang, Wonosobo
  • Tanggal 17 : Srandil, Kec. Adipala, Cilacap
  • Tanggal 18 : Balaidesa Banjarwaru, Kec. Nusawungu, Cilacap
  • Tanggal 19 : Karag, Gentasari, Kec. Kroya, Cilacap
  • Tanggal 20 : Karangsembung, Kec. Nusawungu, Cilacap
  • Tanggal 21 : Parid, Ujungmanik, Kec. Kawunganten, Cilacap
  • Tanggal 22 : Balaidesa Bunton, Kec. Adipala, Cilacap
  • Tanggal 23 : Danasri, Kec. Nusawungu, Cilacap
  • Tanggal 24 : Widarapayung Wetan, Kec. Binangun, Cilacap
  • Tanggal 25 : Bunton, Kec. Adipala, Cilacap
  • Tanggal 26 : Mangun Weni, Candirenggo, Kec. Ayah, Kebumen
  • Tanggal 27 : Karangreja, Kec. Maos, Cilacap
  • Tanggal 28 : Purwosari, Kec. Baturaden, Purwokerto
  • Tanggal 29 : Pageralang, Kec. Kemranjen, Banyumas
  • Tanggal 30 : Tegal, Karangmangu, Kec. Kroya, Cilacap
  • Tanggal 31 : Gandusari, Kec. Puring, Kebumen

(sumber : ki gunocarito & arya laras)

KI KUKUH BAYU AJI

  • Tanggal 01 : Sumub Lor, Kec. Sragi, Pekalongan
  • Tanggal 03 : Karangnangka, Kec. Karanglewas, Banyumas
  • Tanggal 04 : Glempang Pasir, Kec. Adipala, Cilacap
  • Tanggal 05 : Jl Angsana, Tritih Kulon, Cilacap Utara, Cilacap
  • Tanggal 07 : Tinggarjaya, Kec. Sidareja, Cilacap
  • Tanggal 08 : Desa Pengandaran,Kec Pengandaran (blakang Hotel Widuri)
  • Tanggal 09 : Grendeng, Kec. Purwokerto Utara, Banyumas.
  • Tanggal 10 : Karangrena, Kec. Maos, Cilacap
  • Tanggal 11 : Mulyadadi, Kec. Cipari, Cilacap
  • Tanggal 14 : Bumiharjo, Kec. Klirong, Kebumen
  • Tanggal 16 : Mergawati,Kec. Kroya, Cilacap
  • Tanggal 17 : Banjarsari, Kec. Sumbang, Banyumas
  • Tanggal 18 : Selakambang, Kec. Kaligondang, Purbalingga (Duet)
  • Tanggal 19 : Panunggalan, Kec. Pengadegan, Purbalingga (Duet)
  • Tanggal 20 : Karanganyar, Kec. Purwonegoro, Banjarnegara
  • Tanggal 21 : Klirong, Kec. Klirong Kebumen
  • Tanggal 22 : Kalipelus, Kec. Purwanegara, Banjarnegara
  • Tanggal 23 : TPI Menganti, Kec. Kesugihan, Cilacap
  • Tanggal 24 : Karangsari, Kec. Adipala, Cilacap (Duet)
  • Tanggal 25 : Karangnanas, Kec. Sokaraja, Banyumas
  • Tanggal 26 : Bangsa, Kec. Kebasen, Banyumas
  • Tanggal 27 : Danasri Kidul, Kec. Nusawungu, Cilacap
  • Tanggal 28 : Banjarkerta, Kec. Karanganyar, Purbalingga
  • Tanggal 30 : Planjan, Kec. Kesugihan, Cilacap
  • Tanggal 31 : Blimbing, Kec. Mandiraja, Banjarnegara

(sumber : grup facebook kancane kukuh bayu aji/bu rini)

KI EKO SUWARYO

  • Tanggal 01 : Pagubugan Wetan, Kec.Binangun, Cilacap.
  • Tanggal 02 : Gunung Mujil, Kec.Kuwarasan, Kebumen.
  • Tanggal 03 : Mangunharjo, Kec.Adimulyo, Kebumen.
  • Tanggal 04 : Kuwaru, Kec.Kuwarasan, Kebumen.
  • Tanggal 05 : Jl.Laut, THR Teluk Penyu, Cilacap
  • Tanggal 06 : Gentasari, Kec.Kroya, Cilacap.
  • Tanggal 07 : Kebasen, Kec.Kebasen, Banyumas.
  • Tanggal 08 : Tambakreja, Kec.Kedungreja, Cilacap.
  • Tanggal 09 : Srowot Rt.03 Rw.04, Kec.Kalibagor, Banyumas.
  • Tanggal 10 : Sugiwaras, Kec.Adimulya, Kebumen.
  • Tanggal 11 : Pendawa, Kec.Lebaksiu, Tegal
  • Tanggal 12 : Gumawang, Kec.Kuwarasan, Kebumen.
  • Tanggal 13 : Prembun Kec.Tambak, Banyumas.
  • Tanggal 14 : Karangsari, Kec.Adipala, Cilacap.
  • Tanggal 15 : Karangputat,Kec.Nusawungu, Cilacap.
  • Tanggal 16 : Selangit, Wanadri, Kec.Bawang, Banjarnegara
  • Tanggal 18 : Sokanegara, Kec.Padaerang, Ciamis.
    Tanggal 19 : Adiraja, Kec.Adipala, Cilacap.
  • Tanggal 20 : Balai Desa Meles, Kec.Adimulya, Kebumen.
  • Tanggal 21 : Balai Desa Nusawungu, Kec.Nusawungu, Cilacap.
  • Tanggal 22 : TPI Jetis, Kec.Nusawungu, Cilacap.
  • Tanggal 23 : TPI Tegal Kamulyan,Kec.Cilacap Selatan, Cilacap.
  • Tanggal 24 : Candirenggo, Kec.Ayah, Kebumen.
  • Tanggal 25 : Tugu Banyumudal, Kec.Buayan, Kebumen.
  • Tanggal 26 : Balai Desa Kemojing, Kec.Binangun, Cilacap.
  • Tanggal 27 : Balai Desa Purbowangi, Kec.Buayan – Kebumen.
  • Tanggal 28 : Jetis Simerak, Kec.Nusawungu, Cilacap.
  • Tanggal 29 : Pekunden, Kec.Banyumas, Banyumas.
  • Tanggal 30 : Bonosari, Kec.Gombong, Kebumen.
  • Tanggal 31 : Kedunggede,Kec.Banyumas, Banyumas.

(sumber : sony tri janupati)


Filed under: WAYANG Tagged: jadwal eko suwaryo, jadwal ki bagas kriswanto, jadwal ki gino gubugan, jadwal ki guntur riyanto, jadwal ki margono jepara, jadwal ki ratmiko wahyudi, jadwal ki sigit djono saputra, jadwal ki tejo sutrisno, jadwal kukuh bayu aji, jadwal mongko daryono, jadwal sikin hadi warsono, jadwal tejo gubrag, jadwal wayang banyumasan, jadwal wayang oktober 2015, jadwal yakut

Jadwal Pagelaran Wayang Bulan Oktober 2015 Seluruh Indonesia

$
0
0

Kopdar Dengan Pak Sunyoto Bambang Suseno

$
0
0

Sunyoto Bambang Suseno 1Sunyoto Bambang Suseno, siapakah beliau ini? Bagi orang umum memang mungkin tidak dikenal. Namun bagi pemerhati dunia wayang seharusnya tahu siapa beliau karena karya-karyanya sudah tersebar di buku-buku wayang dan juga di situs-situs internet.Sunyoto Bambang Suseno 3 - Karya Nah lihat foto-foto corekan wayang yang ada di sisi atas buku ensiklopedia wayang. Silahkan buka google dan tulis tokoh wayang mana yang anda cari maka karya pak Sunyota pasti muncul. Selain karya lama semacam Kasidi, R Sulardi dan D Carito hasil corekan  Pak Sunyoto adalah yang paling banyak didapat, namun sayangnya di bagaian plemahan tidak ada yang menyatakan namanya.

Menurut beliau kenapa tidak ada “tanda-tangan” di plemahan wayangnya adalah karena gambar-gambar ini merupakan sebuah proyek untuk pembuatan buku. Jadi memang dikerjakan secara tim. Walaupun 90 prosen dari sekitar 400 tokoh wayang di proyek tersebut adalah benar-benar karyanya. Bahkan 100% bentuk wayangnya bisa dikatakan hasil tangannya, namun ada yang finishingnya dikerjakan orang lain.Sunyoto Bambang Suseno 2

Nah dari basis karya beliau ini banyak yang bisa diedit menjadi tokoh lain, termasuk yang ada di situs ini. Jadi ada rasa tidak enak, seolah tidak menghargai karya orang lain, yang untuk menyelesaikan satu buah tokoh wayang memerlukan beberapa koreksi dengan menghapus atau bisa jadi gambar ulang. Sementara versi olah digital, jika salah tinggal mainkan UNDO atau ERASE.

Namun beliau iklash dan senang jika karyanya digunakan orang lain, walau beliau sendiri tidak dikenal. Pak Sunyoto sendiri aslinya adalah Banjarnegara, Jawa Tengah namun sudah hijrah ke Jakarta puluhan tahun untuk pembuatan wayang ini.


Filed under: INFORMASI, WAYANG Tagged: penyorek wayang, sunyoto bambang suseno

Wayang Jogja Dikenal Karena Facebook

$
0
0

Kopdar dengan Ki Faizal Noor Singgih

Bertemu lagi dengan penggiat seni pewayangan Jogjakarta. Kali ini dengan Bapak Sindhung a ka Bima Karangjati dan Ki Dalang Faizal Noor Singgih. Kebetulan ada sesi wawancara untuk dokumentasi dan informasi untuk penerbitan buku oleh kedua tokoh tersebut.

Banyak hal yang baru saya ketahui khususnya mengenai wayang gagrag Yogyakarta. Dan ada satu kalimat yang saya ingat terucap dari Ki Faizal, dalang satu ini ternyata dulu aktif di Jogjatv. Kalimat tersebut intinya seperti ini : “WAYANG JOGJA ITU BARU DIKENAL SETELAH ADA FACEBOOK”

Jadi dulunya bisa dikatakan Pak faizal ini yang mengawali aktif mengupload wayang-wayang jogja di facebook. Kemudian setelahnya banyak yang mengenal dan diikuti oleh yang lain yang mengupload foto-foto wayang dan juga keterangannya. Tokoh-tokoh yang aktif mengungguh wayang di facebook diantaranya Ki Agus Wiyarto (rahimahullah), R Bima Slamet Raharja dan Ari Gunadi.
Ari Gunadi

Dan, tenyata perkataan yang sama saya dengar sebelumnya, di waktu dan tempat yang terpisah oleh Pak Ari Gunadi. Dengan media facebooknya wujud dan keterangan wayang juga mulai dikenal publik.

Berarti dengan perlakuan yang benar, social media itu berguna.


Filed under: WAYANG Tagged: agus wiyarto, ari gunadi, bima karangjati, ki faizal noor singgih, r bima slamet raharja, sindung tjahyadi, wayang jogja, wayang jogjan

Motor Bertema Wayang, Kustomfest 2015

$
0
0

 

Kustom Arimbi 3Di ajang Kustomfest 2015, tempat dipamerkan kendaraan dari  mobil, sepeda motor dan juga sepeda yang semua mengalami “kustomisasi”. Di antara kondaraan tersebut yang umumnya berkiblat ke “barat” ada juga yang menyelipkan unsur lokal, utamanya wayang.
Kustom Arimbi 1

Sebuah motor bermesin yang mempunyai basis Honda C100 dengan body sport, yang bernama Arimbi, tertuliskan di bagian body belakang motor yang beraura bling-bling ini.
image

Di tanki bensin tergambar guratan wayang, berupa raseksi yang dimaksudkan sebagai Arimbi. Walau sebenarnya wajah wayang seperti ini lebih tepatnya sebagai Sarpakenaka, Arimbi mukanya menunduk. Namun tak apalah karena wayang semacam ini biasanya tidak berupa tokoh baku.
image

Menilik motornya sendiri, berupa mesin C100 semacam yang dipakai Honda Astrea Prima, Grand dan Supra namun dibikin dengan konfigurasi layaknya meisn boxer. Silinder mendatar kanan kiri.
Kustom Arimbi 2Kustom Arimbi 4 Sebenarnya ada motor lain yang mengusung tema serupa, mengusung tema budaya. Menggunakan basis mesin Yamaha Byson dengan rangka kustom.Kustom Arimbi 5Berukir kepala raksasa, mungkin semacam Kala Rahu, namun setelah diperhatikan dengan detail ternyata ini adalah karakter topeng, mungkin Klanasewandana.


Filed under: TULISAN, WAYANG Tagged: motor tema wayang, wayang dalam modifikasi

Wayang Jogja Yang Endemik

$
0
0

Kopdar dengan Ki Faizal Noor Singgih

Wayang Jogja itu endemik, hanya ada di wilayah Jogja itupun tidak terlalu berkembang. Wayang gagrag lain (dalam hal ini Solo) bisa masuk ke wilayah Jogja namun wayang Jogja sulit masuk ke wilayah lain. Dalam hal ini terutama adalah wujud wayangnya. Jika gaya pedalangan Jogja yang renyah dan ceria tetap bisa masuk ke wilayah lain.

SABET

Mengutip perkataan para penggiat wayang Yogyakartan, kenapa paraga wayang jogja kurang berkembang, bahkan dalang jogjapun banyak yang menggunakan wayang Solo yang utama adalah WAYANG JOGJA SUSAT UNTUK SABET. Melihat wujud wayang asli Jogja, ada dua hal yang terlihat yaitu : POSTUR LEBIH GEMUK dan TANGAN LEBIH PANJANG.

Karna Jogja vs SoloSementara sabet yang berkembang di seni pedalangan secara nasional bisa dikatakan mengikuti gaya Ki Manteb Sudarsono. Untuk melakukan hal seperti itu, wayang gaya Jogja memang akan kesulitan.

Namun Ki Faizal Noor Singgih menjelaskan, sabet gaya Jogja yang asli itu berbeda dengan sabet era sekarang. Sabet jogja itu sederhana, tidak cepat namun artistik, Jika sabet Solo itu seperti orang berkelahi, sabet Jogja seperti orang menari, seperti di Wayang Wong. Beliau memperagakan salah satu adegan sabet Jogja dimana ada adegan tangan kedua wayang yang berperang berpegangan. Pergerakan wayang meninggalkan kelir juga tidak secepat kilat namun seperti ada alurnya.

BANYAK MACAMNYA

Wayang jogja bisa dikatakan tidak mengena wayang Srambahan. Wayang srambahan adalah tokoh wayang yang bisa jadi tokoh A di lakon 1, tokoh B di lakon yang lain. Hampir semua nama paraga ada wujud wayangnya. Jadi secara total wayang jogja itu jumlahnya sangat banyak.

Selain itu menurut info, jaman dahulu itu setiap pangeran punya wayang sendiri-sendiri. Jadi di dalam Gagrag Jogja sendiri ada bermacam-macam sub gagrag. Yang bisa saja, satu tokoh yang sama wayangnya berbeda.

Ini menimbulkan kesulitan sendiri, gaya mana yang mau dipakai atau wayang mana yang diangggap standar Jogja.

Jika wayang Solo ada srambahan dan sepertinya standarnya lebih jelas.

WILAYAH

Masih menurut Ki Faizal, Wilayah Joga itu dahulu adalah DIY sekarang ditambah Jawa Timur. Sementara wilayah Solo justru Jawa Tengah. Jadi Wayang Solo berkembang dengan solid dan berkesinambungan, sementara wayang Jogja terhalang daerah Solo.

Masalah politik jelas kental di sini. Dimana wilayah Solo pasti ada larangan melakonkan wayang Jogja dan sebaliknya. Namun karena wilayah yang terpisah, kontrol Jogja pasti lebih susah sehingga penetrasi Gagrag Solo pasti lebih besar ke wilayah Jogja.

Makanya itu Wayang asli Jawa Timuran lebih dekat ke Gagrag Jogja, walau mungkin sekarang wayang Jawa Timuran juga tidak terlalu eksis.

KERATON

Ada lagi hal lain yang berhubungan dengan keraton. Menurut beberapa sumber, wayang keratonJogja dahulu aslinya memang diambil dari luar keraton. Namun setelahnya wayang joga seolah menjadi eksklusif.
Beda dengan wayang Solo yang sepertinya dibebaskan menjadi kesenian rakyat, makanya berkembang dari wilayah sekitar keraton sampai wilayah yang jauh dari keraton seperti Banyumas dengan gaya yang menyesuaikan.

DOKUMENTASI

Ini juga masalah penting. Dokumentasi berupa buku wayang yang beredar sejak buku bertuliskan aksara jawa, ejaan belanda sampai era modern adalah wayang Solo. Wayang jogja bisa dikatakan tidak ada, adapun hanya bisa kita lihat di Majalah atau Koran semacam Kedaulatan rakyat.

Mungkin baru sekarang penggiat wayang Jogja bergerak, dan semoga wayang Jogja tetap bisa meramaikan khazanah perwayangan Indonesia.


Filed under: KEBUDAYAAN, WAYANG Tagged: kenapa wayang jogja kurang berkembang, wayang jogja, wayang jogja endemik

Kurawa 100, Part 3

$
0
0
Surtayu IM

20. Surtayu

Tokoh ini termasuk sering muncul dalam perang gagal. Sebagai salah seorang Kurawa yang berperang melawan Pandawa atau pasukan sabrang. Dan seperti biasa Surtayu akan kalah. Bentuk wayangnya mirip Kartamarma namun tanpa praba, diganti rambut ore baik ore lurus atau gimbal.

Surtayuda IM

21. Surtayuda

Sama seperti Surtayu tokoh ini juga cuma muncul ketika perang gagal. Namun ada suatu cerita dia wayang Gagrak Yigyakarta, dalam perang Baratayuda, Surtayuda berperang dan menewaskan Patih Andakawana. Wayang Surtayuda mirip Surtayu namun rambut gimbal tanpa Ore, dan ada juga yang mengatakan Surtayuda memakai sampir.

Durganda IM

22. Durganda

 

Durgandasena

23. Durgandasena

Durganda dan Durgandasena dalam pentas wayang juga sebagai variasi untuk Dursasana. Kadang menggunakan wayang serupa Dursasana, hanya beda di rambut. Nah di sanggitnya sang dalang yang menceritakan bahwa ini Durganda dan Durgandasena bukan Dursasana. Di sini dibedakan sedikit bahwa Durganda memakai mata belis (dua) sedangkan Durgandasena tapa topong namun memakai Pogog atau lungsen.


Filed under: WAYANG Tagged: gambar wayang, kurawa 100, paraga wayang, wayang kurawa 100

Pentas Budaya Dalam Rangka 1000 Hari Wafatnya Ki Sugino

$
0
0

Seribu Hari Ki Sugini Siswocarito

Jangan lupa tanggal 16 – 18 Oktober 2015 di desa Notog kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas akan ada peringatan 1000 hari wafatnya Maestro dalang Banyumas, Ki Sugino Siswocarito.

Tidak main-main menampilkan Artis Nasional dalam pentas ketoprak, kemudian wayang oleh maestro dalang Indonesia, Ki Manteb Sudarsono dan hari terakhir adalah pentas wayang spektakuler, menampilkan 5 dalang muda (Ki Yakut AGN, Ki Gandhik, Ki Anom Dwijokangko, Ki Danang Mantep, Ki Gatot Mantep, Ki Amar Putra Slenk)


Filed under: BERITA Tagged: 1000 hari dalang gino, pentas wayang spektakuler

Nguri-nguri Aksara Jawa

Wayang Khas Milik Sang Dalang

$
0
0

Wayang dan dalang adalah nyawa dan raga. Wayang sebaiknya mencerminkan sang dalang, bila dilihat sebuah wayang maka orang akan langsung tahu, oooo.. itu wayang dalang A. Jadi seorang dalang harus kreatif, di antara wayang “baku” atau “pakem” seharusnya ada satu dua wayang khas yang walaupun tidak harus berbentuk aneh, tapi bisa menjadi ciri khas sebagai wayang pethingan milik sang dalang

Ki Sikin Hadiwarsono - Jejer Wahyu Kendaga Inten

Walau mungkin suatu saat ada dalang yang “mutrani” atau mengkopi wujud wayang khas tersebut, maka oleh penggemar akan diingat bahwa wayang khas itu kreasi dalang A tadi.

Akan terasa hambar rasanya jika seorang dalang hanya mengandalkan “wayang sewan” untuk keseluruhan pentasnya. Simpingan tidak masalah menggunakan wayang paket sewaaan, namun untuk sabet, walau tidak semua alangkah baiknya punya wayang pethingan sendiri, satu atau dua.

Seperti contoh foto di atas, foto wayang dalang Sikin yang khas. Ki Sikin mempunyai satu set wayang yang kabarnya dulu milik gurunya, Ki Sugino Siswocarito. Wayang ini punya ciri khas yang sekarang tidak dimiliki wayang lain di wilayah banyumas dan sekitarnya. Jadi melihat fotonya pun, orang tahu ini wayang milik Ki Sikin.

Bahkan ketika ada orang lain mengupload foto seperti di atas, kemudian mengaku bahwa ini pentas Dalang X dengan wayang Y, para penggemar wayang dengan mudah membantahnya. Bahwa foto tersebut adalah pentas Ki Sikin.


Filed under: WAYANG Tagged: wayang khas, wayang pethingan
Viewing all 257 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>