Quantcast
Channel:
Viewing all 257 articles
Browse latest View live

Sate Mas Bagus, Bantarsari

$
0
0

Sate Mas Bagus (2)

Nyate lagi, kali ini dari Cilacap bagian barat, tepatnya di Bantarsari. Warung Sate di timur pasar Sitinggil ini marih satu grup dengan Sate Putri Kembar yang ada di Kawunganten.

Posisinya ada di sebelah utara jalan Gandrungmangu – Kawunganten, dari pasar Sitinggil sekitar 1 km ke arah timur. Di sini ada dua buah warung sate, yang satu kapan-kapan perlu dicoba juga.

Sate Mas Bagus (8b)

Warungnya tidak terlalu luas, ada dua meja besar di tengah yang masing-masing muat sekitar 8 orang, ditambah meja yang menempel ke dinding. Si pintu sebelah timur adalah tempat pembakaran satenya.

Warung ini menyediakan sate dan gulai, tanpa tongseng. 

Sate Mas Bagus (8a)Saatnya mencicipi hidangan utamanya, satenya memang sedikit berbeda, yaitu disajikan tanpa tusuk. Memudahkan kita dalam menyantapnya, cukup pakai sendok. Namun bagi yang kehilangan sensasi memakan sate bertusuk, bisa meminta khusus ke penjualnya. Campuran sambal kecap, bawang merah dan tomatnya pas. Dagingnya cukup empuk dan kita bisa menikmati tanpa gangguan waktu ketika menggit dari tusukan.

Harganya standar saja dan yang jelas kenyang. Silahkan dicoba.


Filed under: KULINER Tagged: sate kambing, sate mas bagus bantarsari, sate putri kembar

Ki Ulin Nuha, Dalang Remaja Yang Sedang Naik Daun

$
0
0
Ki Ulin Nuha 1

foto : Bram Palgunadi

Malam hari sekitar jam 10 malam, jalan raya Cilacap – Sampang mulai lengang. Udara malam di musim kemarau yang cenderung dingin membuat orang lebih betah untuk menarik selimut di kamarnya.  Menyeberangi jembatan serayu di Kesugihan untuk kemudian belok kanan, turun ke jalur desa Karangkemiri, suasana semakin sepi. Apalagi menelusuri jalan dan masuk ke wilayah desa Karangrena, sawah di kanan kiri menambah dingin perjalanan. Sampai akhirnya bertemu dengan penjual Gembus di suatu perempatan, itu adalah tanda adanya pentas wayang di dekatnya.
Beda dengan suasana di perjalanan, suasana di pentas wayang Ki Ulin Nuha, dalang remaja yang namanya sedang moncer ini tampak ramai. Penonton penuh di jalan depan rumah yang punya hajat, bahkan sampai rela berdiri di kebun-kebun sekitar lokasi.

Maos punya jagoan baru di bidang pedalangan. Setalah Ki Guntur Riyanto meroket tahun 2015 ini, dibelakangnya menyusul dalang muda yang berpotensi ini.

Terdengar dari kejauhan suara Raseksa yang dimainkan sudah matang, antawecana sudah bagus. Menyuarakan Buta a la Banyumas itu perlu teknik tersendiri. Bahkan dalang seniorpun ada yang belum bisa menyuarakannya dengan sempurna. Sempurna gaya Banyumasan tentunya. Suara Setyaki, Udawa juga pas, berat dan Nggandem.

Hanya suara Kresna dan Samba masih kurang kecil dan tajam, walau sudah bisa dibedakan keduanya. Masih ada waktu mengingat Ki Dalang baru berumur 15 tahun. Suara Togog dan Sarawita juga sudah pas, sekali lagi khas Banyumasan.
Ki Ulin Nuha 2Yang unik lain adalah mayoritas niaga yang menyertai pentas wayang ini masih berusia remaja dan anak-anak.
Ki Ulin Nuha 3

Sang pengendang jaipong (wayang Banyumasan a la Ginoan umumnya menyertakan dua pengendang dengan fungsi berbeda) juga masih anak-anak. Jangan ditanya permainannya, luar biasa, tak ada beda dengan pengendang senior.Ki Ulin Nuha 4Selain niaga, Sinden di pentas ini juga menyertakan dua sinden yang masih anak-anak. Tentunya disertai sinden Babon dan sinden campursari yang sudah dewasa. Bintang tamu kali ini adalah Sinden Palupi dan Tantri yang cukup punya nama di seputaran Cilacap.

Ki Ulin Nuha 5Penabung Kendang utama, penggender, gambang, rebab dan wiraswara melibatkan orang dewasa. Untuk yang ini memang pengalaman dan suara menentukan.
Ki Ulin Nuha 8

Animo penonton luar biasa, karena acara hajatan tentunya di tratag utama adalah para tamu yang kondangan ke acara ini,
Ki Ulin Nuha 7

Lihatlah penonton yang rela duduk ndeprok di jalan yang berdebu ini. Penuh dan antusias. Kurang tahu juga apakah ini penduduk lokal atau orang jauh, namun patut diacungi jempol daya tariknya.Ki Ulin Nuha 6Disekitar jalan alias di halaman rumah tetangga dan juga di kebun-kebun orang rela berdiri menyaksikan aksi Ki Dalang.Ki Ulin Nuha 9

Menurut kabar, Ulin Nuha ini dailatih mendalang oleh ayahnya sendiri. Sebenarnya banyak tawaran manggung, namun orang tua sang dalang membatasi hanya boleh pentas di hari libur. Salut juga, walaupun laris mendalang, sekolah tetap penting.

Perang gagal dimulai, perang gendringan antara Samba dengan Raksasa berjalan dengan baik. Lanjut perang Setyaki dengan Buta yang lain, mantap juga. Setelahnya muncul Sarawita dan Togog, selingat campursari. Penonton makin antusias. Namun saya justru meninggalkan lokasi untuk berpindah ke pentas wayang lainnya.

Walau sebentar cukup sudah untuk menggambarkan bahwa skill Dalang ini patut diacungi jempol. Maos yang sedang naik daun dalam dunia pedalangan.


Filed under: WAYANG Tagged: dalang, dalang remaja, karangrena maos, ki ulin nuha, tentang dalang

Profil : Ki Sugino Siswocarito

$
0
0

Menyinggung wayang di Banyumas, tak bisa dilepaskan dari tokoh yang satu ini. Dalang yang jadi panutan bagi maoritas dalang Banyumasan era sekarang. Bahkan dengan kreatifitasnya, banyak yang menyatakan Beliau menciptakan Gagrag tersendiri yaitu Gagrag Ginoan. Penggemarnya tak cuma wilayah Banyumasan (Banyumas, Purwokerto, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen) namun sampai Brebes, Tegal, dan Pekalongan. Ia juga kerap pentas di Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta.Ki Sugino Siswocarito

Ki Sugino Siswocarito lahir tanggal 17 Agustus 1937 di Desa Sawangan Kecamatan Cilongok Banyumas. Anak seorang Kepala Sekolah, Siswomiharjo sedangkan ibunya bernama Dasirah. Orang tuanya yang pernah menjadi kepala desa dan tergolong keluarga berkecukupan. Namun Gino muda  tidak tertarik ketika ditawari untuk menggantikan kedudukan sang ayah sebagai kepala desa. Namun Beliau memilih menjadi dalang.

Gino dan pakem wayang

Sering orang menyebut Gino sebagai “dalang rame”. Ia memang sering membawakan lakon-lakon yang ramai dan disukai anak muda, seperti Antasena Gugat, Petruk Dadi Ratu, Petruk Nagih Janji, Gareng Urile Ilang, Laire Wisanggeni, dan lain-lain. Ia sering berimprovisasi dan membuat jalan cerita dengan variasi yang berbeda, sehingga sering dituding merusak atau keluar dari pakem. Menghadapi para pengkritik, Gino punya jawaban. “Pakem itu kan buatan manusia. Zaman sudah berubah. Ini memaksa saya untuk menyuguhkan apa yang dikehendaki penonton”, katanya.

Sekarang ini yang digemari adalah lakon-lakon dengan tokoh muda wayang sebagai pahlawannya, seperti Antasena dan Wisanggeni muncul, penonton senang. Kedua tokoh muda wayang itu digemari mungkin karena berani, jujur, cablaka (terus terang, tidak tedeng aling-aling), demokratis dan sakti. Keduanya juga selalu berbahasa ngoko (bahasa sehari-hari) terhadap siapa saja- ciri khas generasi muda yang ingin “memberontak” dan anti kemapanan.

Menurut Gino, “Saya tetap berpegang pada pakem”. Improvisasi yang dilakukan, semata agar penonton merasa puas.” Boleh menuduh saya menyimpang dari pakem, kalau misalnya saya mainkan Gatutkaca sebagai anaknya Arjuna, Wisanggeni anaknya Kresna atau Adipati Karno matinya oleh Bima.” Katanya.

Gino tampaknya sadar bahwa wayang kulit adalah tontonan . Karena itu, penonton harus dipikat dan dipuaskan. Itu dilakukan dengan tata lampu yang menarik, cara membuka cerita dan sabetan. Tata lampu yang dipadukan dengan hentakan suara gendang atau gending, membuat pagelaran terasa gayeng, lebih hidup dan menarik. Melesatnya anak panah yang dibarengi suara berdesing dan kilatan lampu, membuat penonton seolah tidak berkedip dan betah sampai pagi.

Ki Gino berkeyakinan, wayang tetap akan digandrungi penonton, selama dalang mampu membuktikan bahwa wayang ternyata menarik dan bisa memuaskan penonton. Jadi, katanya, “Tergantung bagaimana dalang membawakannya.” Kelebihan Gino yang lain adalah karena ia mampu memanag tim yang terdiri dari nayaga dan pesinden.

Seabagai trend setter, Gino akhirnya diakui. Banyak dalang muda Banyumas yang mengikuti jejaknya. Ketika tampil di gedung Sasana Hinggil Kraton Yogyakarta, ia diminta tampil dengan gayanya yang khas. Padahal, ia juga menguasai gagrag Yogyakarta atau Surakarta.

Berganti Profesi

Gino meniti karir dari bawah. Sebelum menjadi dalang, ia pernah mengalami masa pahit, pedih, dan sengsara. Beranjak dewasa, ia menjadi pemain kethoprak dan wayang orang. Setelah itu menganggur dan tak punya mata pencaharian. Kebolehannya memainkan siter ia manfaatkan. Dengan siternya itu ia ngamen, njajah desa milang kori”. Ia bertualang dari kota ke kota, sepanjang Cirebon hingga Gunung Kawi. “Saat nyiter itu saya mirip
gelandangan,” kenangnya. Ia sering tidur di makam-makam keramat, di setiap kota yang dilaluinya dengan berjalan kaki.

Setelah menikah, ia mencoba mengubah nasib dengan menjadi penderes kelapa. Rupanya, menjadi pembuat gula merah tidaklah semanis gulanya.

Sekitar tahun 1959, ia mulai pentas wayang di rumahnya sendiri. Sejak itu ia dikenal sebagai dalang. Ia terus memperdalam seni pewayangan, melalui buku maupun belajar kepada dalang-dalang senior di berbagai daerah. Semakin hari, namanya semakin luas dikenal.

Setelah istri pertama Nasiatik, meninggal, ia menikah dengan Suwarti (1987) dan Warsini. Dari isteri pertamanya, beliau memiliki dua orang anak kandung Nurnaini dan Ajen Susworo, kemudian memiliki tujuh orang cucu dan 3 orang cicit. Selain kedua anak kandung, almarhum juga memiliki seorang anak angkat, Sekarsiwi.

Ketika Yayasan Senawangi Jakarta mengadakan pemilihan dalang Favorit, Ki Gino Siswotjarito menduduki rangking III. Disamping manggung, dalang kondang ini telah merekam 40-an cerita wayang. Setiap cerita rata – rata 8 kaset.

Ki Gino membuktikan bahwa kehidupan dalang masih menjanjikan. Buktinya, ia mampu membiayai sekolah anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi dan menjadi sarjana. Rumah besar, perabotannya serba lux dan di garasi ada kendaraan roda empat lebih dari satu.

Beliau meninggal dunia di RS Panti Rapih Yogyakarta, Ahad 20 Januari 2013 sekitar pukul 23.25 WIB, dalam usia 76 tahun, setelah 40 hari menjalani perawatan akibat komplikasi gagal ginjal dan tumor kandung kemih.. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman umum tanah kelahirannya Desa Sawangan Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.

Sebagai penerus di Bidang Pedalangan, sekarang Cucuk Beliau yaitu Ki Yakut Adib Ganta Nuraidin dan Ki Julung Gandik Ediasmoro tampil sebgai dalang muda yang mulai punya nama. Banyak yang bertanya mengenai kedua dalang tersebut, yaitu tidak mirip dengan Eyangnya. Namun namanya manusia harus berkembang. Pondasi mendalang a la Dalang Gino bisa dikembangkan menjadi sesuatu yang lebih menarik dan tak harus sama.

DARI BERBAGAI SUMBER


Filed under: KEBUDAYAAN, SEJARAH, WAYANG Tagged: dalang gino, ki sugino siswocarito, riwayat dalan gino

Srenggini Tejo Sutrisno Baru

$
0
0

Srenggini Tejo Sutrisno 2

 

Akhirnya muncul juga bentuk akhir dari Srenggini milik Ki Tejo Sutrisno dari Cilacap. Tampak gagah dan tenang dengan muka menunduk layaknya sodaranya yang lain seperti Gatotkaca dan Antareja. Jamang susun 3, makin menambah gagahnya. Lungsennya cukup unik, bergelombang.

 

Berikut Srenggini yang lain

wpid-srenggini-ki-sikin-hadi-warsono.jpg.jpeg srenggini-hok-gie-01-luruh Srenggini Wayang Kalisalak1 srenggini-ki-tejo-sutrisno srenggini-ki-kukuh-bayu-aji srenggini-kridha-hok-gie Srenggini Kalisalak Dua srenggini-akhy srenggini-kreasi-photoshop Srenggini Tejo Sutrisno 2015 gebingan wpid-SRENGGINi.JPG srenggini-hok-gie-3 srenggini-trisno-lumbir Srenggini Tejo Sutrisno 2 Srenggini Hok Gie 2015 Gebingan 3 wpid-SRENGGINI-MY-VERSION.jpg
Filed under: WAYANG Tagged: srenggini

Bertemu Heru S. Sudjarwo, Orang Penting Yang Kurang Dikenal

$
0
0

Bertemu Pak Heru Sujarwo

PROFIL

Heru S Sudjarwo, siapa dia? “Tak kenal pun.” begitu kata Upin Ipin. Saya beru mengenalnya ketika menjelang acara HBH KSSC oleh Pak Mudibyo. Dan ternyata dia adalah orang yang sangat penting karyanya, bisa jadi yang ada di dompet kita adalah hasil karyanya. Untuk profilnya bisa di cek di Wikipedia.

Kemarin di rumah Ki Dalang Tejo Sutrisno, Jalan Perkutut Timur Cilacap beliau berkenan hadir berbaru dengan “orang-orang biasa” dalam rangka memberikan pencerahan dalam dunia budaya khususnya wayang kulit.

Datang dengan peralatan lengkapnya disertai dengan beberapa koleganya, dari Banyumas ke Cilacap, sungguh suatu keberuntungan bisa bertemu dengannya yang mana merupakan Doktor lulusan luar negari yang sekarang Madeg Pandhita di Pertapan Agung, Gadjah Mada. Beliau ini yang waktu kecil terkenal penyakit polio sehingga membuat beberapa bagian tubuhnya tampak kurang sempurna, namun ternyata justru punya kelebihan yang membawanya sampai saat ini.

Menceritakan latar belakang kehidupan, karya-karyanya tak mau terlewat satu hurufpun, orang yang luar biasa dan saya baru mengenalnya. Dia dulu orang penting, direktur perusahaan penting level nasional dan sekarang menjadi dosen serta meninggalkan Ibukota dan kembali ke tanah leluhurnya di Banyumas.

Tak lupa ide, gagasan, saran serta kritik yang behubungan dengan dunia wayang juga sangat bagsu jika diwujudkan. Idenya adalah masalah Digitalisasi wayang sedangkan kritik dan saran salah satunya adalah pemotretan wayang dan sangat khusus adalah masalah DOKUMETASI PENTAS WAYANG KULIT.

DOKUMENTASI WAYANG KULIT

Khusus DOKUMENTASI WAYANG KULIT  ini beliau mengkritik orang yang bergerak di bidang ini bahwa secara keilmuan dan artistik, rekaman video yang beredar selama ini SALAH! 

Ingat yang berkata seperti ini bukan orang sembarangan, pernah jadi Art Director film semacam: Kartini, Rara Jonggrang, Wolter Mongisidi, Serpihan Mutiara Retak, Cinta dibalik Noda, Catatan Si Boy 1 dan sekitar lima belasanan Film lain yang meraih Piala Citra. Yang menyatakan SALAH adalah Film Director di Industri Periklanan, diantaranya mendapat Citra pariwara yaitu Iklan Grup Sampoerna dan KB Lingkaran Biru. Dan yang menyatakan SALAH adalah seorang DOKTOR, Dosen Pasca Sarjana di Universitas Gadjah Mada.

Jadi para pendokumentasi Pentas Wayang Kulit perlu nyantrik kepada orang yang satu ini, dijamin beliau tak akan keberatan membagi ilmunya.

“UANGMU AKU YANG BIKIN”

Dia adalah salah seorang pendesain uang di PERURI. Jadi uang di dompet kita adalah karya beliau. Dan seluruh pengguna uang di negeri ini hanya ada berapa gelintir yang mengenalnya. Selain uang, ijasah sekolah kita juga termasuk rancangannya. Jadi selama ini dokumen-dokumen penting di arsip kita adalah hasil tangan dingin Pak Heru yang bertampang Brewok.

Tak salah jika dia berkelakar, “uangmu dan ijasahmu aku yang bikin… “

BUKU WAYANG

Dalam dunai pewayangan beli telah menulis banyak buku diantaranya Pendidikan Budi Pekerti dalam Pergelaran Wayang, Wayang Of Indonesia, Gatra Wayang Indonesia, Tokoh Wayang Terkemuka, dan Cakrawala Wayang Indonesia. Buku wayangnya bukan buku biasa namun digarap dengan teknologi fotografi kelas wahid. Finishingnya juga menggunakan material jempolan, tak heran walau cuma “Buku Wayang” tapi harganya mencapai ratusan ribu.

HUMORIS
Walau dia jadi orang yang penting, walau tampangnya brewokan namun orangnya humoris. Biar tampang Burisrawa tapi sikap Narada, bijaksana dan penuh canda … … ha ha ha ha … tanpa mengurangi makna.

Amat disayangkan saya tidak bisa mengikuti acara sampai tuntas karena ada urusan penting lainnya.


Filed under: KEBUDAYAAN, WAYANG Tagged: dialog tentang wayang, heru s sudjarwo

Raden Sarwaga

$
0
0

Raden Sawarga

Raden Sarwaga adalah putra Wrekudara ke-3 dalam gagrak Surakarta yg ASLI, menurut Kitab Pustakaraja Purwa Jilid V.

Raden Sarwaga adalah putra Wrekudara dengan Dewi Balandari, putri Prabu Balandara dari negeri Kasipura.

Alkisah dalam lakon Narayana Maling (Narayana Rukmini Rabi) Prabu Balandara yang juga menjadi salah seorang pelamar berniat membedah Negara Kumbina, setelah mengetahui Rukmini sudah diperistri oleh Kresna. Dengan bantuan Wrekudara yang hadir di Kumbina saat itu, pasukan Prabu Balandara berhasil di kalahkan. Prabu Balandara bahkan takluk kepada Amarta, dan menyerahkan putrinya, dewi Balandari untuk diperistri Wrekudara.

Dibanding saudara-saudaranya yang lain, Sarwaga tergolong kurang populer. Karena berlainan dengan anak2 Wrekudara yg lain dalam gagrak Solo asli (Antareja/Antasena dan Gathutkaca) Sarwaga adalah manusia biasa, yg tidak ada kemampuan istimewanya yang tercatat (berlainan dengan Gatutkaca yg Superhuman dan Antareja yg manusia ular setengah sewa)

Beberapa sumber di pedhalangan hanya menyebut kehadirannya pada lakon Baladewa Jago dan lakon Harjuna Wibawa. Sumber lain mencatat perannya dalam lakon Irawan Maling, yang kemudian digantikan posisinya oleh Antareja (Antasena Solo). Penggantian peran Sarwaga oleh Antareja cukup unik, menurut perkiraan, wayang Sarwaga ini cukup sulit ditemukan, sehingga dipakai Antasena Solo (Antareja Muda) sebagai srambahan, yang akhirnya malah jadi tergantikan sepenuhnya oleh Antareja.

Wayang Raden Sarwaga terdapat dua versi,
1)Versi museum Radya Pustaka seperti Antareja tapi muka mendongak, sebesar Antasena Yogya (lebih kecil dari standar Gathutkaca dan Antareja).

2)Versi RM Sajid, seperti Antareja muda (Antasena asli versi Solo) dengan kalung kerek, dan rambut ore, cabang tiga, seperti pada gambar di di atas.

Credit : Madyaswanto Budi WicaksonoRudy Wiratama Partohardono


Filed under: WAYANG Tagged: anak bima, paraga wayang, raden sawarga

Anak Werkudara, Ada Berapa?

$
0
0

Antaboga Nagagini Werkudara

Werkudara, tokoh wayan paling terkenal ini punya banyak versi, termasuk juga masalah anak-anaknya. Bagi pemerhati wayang, ada berapakah anak Bima?

Ghatotkachan d57

Di India yang kita saksikan serial di televisi, anak Bima adalah Gatotkaca. Ikut perang dan gugur di perang Baratayuda. Ditambah lagi adalah Sutasoma yang merupakan anak Bima dengan Drupadi. Di India Drupadi adalah istri bersama para Pandawa.

Masuk ke dunia pewayangan

Antasena dan Gatotkaca solo klasik

Di Solo klasik anak Werkudara ada dua : Antareja dan Gatotkaca. Antasena adalah nama muda dari Antareja. Namun sebenarnya masih ada satu nama lagi yaitu Sarwaga.

Raden Sawarga

Raden Sawarga ini kurang dikenal, malah Wayang Gagrag Solo era sekarang memasukkan nama Antasena yang merupakan anak ketiga, bukan lagi nama muda Antareja namun merupakan tokoh tersendiri.

Bima dan anak gagrag Jogja

Gagrag Yogya mengenal anak Bima ada tiga :  Antareja, Gatotkaca dan Antasena.

Brajasena

Namun ada juga yang mengatakan ada anak ke empat Werkudara, bernama Brajasena.

anak bima banyumasan

 Masuk gagrag Banyumas, di sini dikenal anak Bima ada 5 : Antareja, Gatotkaca, Antasena, Srenggini dan Pancasena.

Raden Madusegara

Madusegara (kreasi : hogianto)

Selain tokoh yang ada di masing-masing gagrag, ada juga sanggit yang mengatakan adalagi anak werkudara bernama Madusegara atau Aribawono. Madusegara adalah tokoh yang tercipta dari ari-ari Gatotkaca.

Masih ada lagi, yaitu seorang anak perempuan bernama Bimandari. Riwayatnya ketika Bima bertapa, ia digoda oleh Dewi Uma, sampai terjadi hubungan suami-istri dan dewi Uma hamil. Melahirkan anak perempuan tadi.

Ternyata hasil kreasi manusia memang bisa berkembang.

 


Filed under: WAYANG Tagged: anak werkudara, Antareja, Antasena, bimandari, brajasena, gatotkaca, madusegara, pancasena, paraga wayang, srenggini

Agenda 17-an Banyumas Dan Cilacap, Spektakuler Dan Ada Wayang Tentunya

$
0
0

Dalam rangka memeriahkan peringatan ke 70 tahun Indonesia merdeka, Kabupaten Banyumas dan Cilacap mengadakan acara yang spektakuler. Dan di dua kabupaten ini tak meninggalkan Pagelaran Wayang Kulit.

Berikut agenda Banyumas

Agenda 17-an banyumas

Di Banyumas, selama 3 hari acaranya padat dan bermacam-macam. Dipusatkan di GOR Satria

Agenda CilacapAgenda 17-an Cilacap

Sedangkan acara di Cilacap 8 hari, namun skalanya lebih besar. Karana ada yang disiarkan oleh Televisi Nasional. Ada juga acara tambahan yaitu :

PANJAT PINANG SPEKTAKULER, 20 batang sekaligus, yang dilaksanakan di Lapangan Krida Nusantara tanggal 28 Agustus.


Filed under: BERITA Tagged: acara 17an banyumas, acara 17an cilacap, agenda 17-an

Lakon Wayang – Bawor Palakrama (Prequel)

$
0
0

Di acara HBH KSSC beberapa waktu yang lalu, lakon wayang yang dipentaskan berjudul “BAWOR PALAKRAMA”. Ini adalah lakon carangan baru. Nah seperti apakah lakon wayang ini?Wayang Bawor PengantenOleh : Akhy Habibuddin

LATAR BELAKANG 

Diceritakan pada suatu masa, Negara Amarta terkena pageblug (wabah penyakit, hama tanaman dsb), raja Amarta minta Brahmana dari tanah seberang bernama Begawan Wacanadewa untuk menyingkirkan bencana yang menimpa negara. Begawan tersebut memberi saran bahwa bencana Amarta akan sirna dengan sesaji kurban Panakawan Bawor. Kemudian, sanga Begawan menyuruh Arjuna untuk mencari Bawor.

Belum lama Arjuna meninggalkan Amarta, datang utusan Raja gandarwa Kalasereng dan negara Parangrejeh yang bermaksud meminta Jamus Kalimasada dan Dewi Drupadi untuk diperistri Prabu Kalasereng. Nah waktu itu pula Begawan Wacanadewa menyarankan agar kedua permintaan tersebut dituruti. Tujuannya adalah untuk menguji keikhlasan Puntadewa. Walau dilarang oleh sodara-sodaranya Puntadewa termakan kata-kata Begawan Wacanadewa sehingga merelakan pusaka dan istrinya dibawa sang utusan dari Parangrejeh.

Di tempat lain, Arjuna bertemu dengan Bawor, namun Bawor menolak permintaan untuk menjadi tumbal. Bawor melarikan diri sampai tak menyadari kemudian masuk suatu jurang  dan tak sadarkan diri. Batara Narada kemudian mendatangi Bawor memberi pengobatan dan memberikan senjata berupa cincin Sesupe Mustikaning Jagad. Dengan cincin ini batu bisa hancur, pemiliknya bisa terbang, masuk bumi dan hidup di dalam air seperti ikan.

Bawor diutus Narada untuk memberantas bencana Amarta, merebut kembali Jamus Kalimada dan Dewi Drupadi lalu mengembalikannya ke Puntadewa.

Bawor berhasil menjalankan tugas bahkan bisa membunuh Prabu Kalasereng, membebaskan Raja jajahan Kalasereng bernama Prabu Suwela dari negara Satyapura, yang juga bersama putrinya yang bernama Dewi Damayanti.

Sebagai penghargaan, Prabu Suwela menawarkan emas berlian dan kekayaan kepada Bawor, namun Bawor menolaknya. Dia hanya minta untuk bisa memperistri putri sang Prabu, Dewi Dmayanti. Dan ternyata hal ini disetujui baik oleh sang Prabu Suwela maupun sang Dewi Sendiri

——Bersambung——

versi jawa : halaman 2


Filed under: WAYANG Tagged: bawor palakrama, lakon wayang

Wayang-wayang Karya Ki Gunocarito

$
0
0

Gambar wayang berupa corekan, bisa kita dapati di buku wayang ataupun di internet. Dari jaman dulu sekali yang paling umum adalah karya Kasidi Djatisrana, R Soelardi dan D Tjarito. Yang ini bisa kita dapati di bagian plemahan. Namun ada pula karya Sunyoto Bambang Suseno yang tampak banyak beredar di internet yang tidak bisa diketahui karena beliau tidak menuliskan namanya di bagian plemahan.

Diam-diam di internet juga berdedar gambar wayang karya orang lain. Bisa kita ketahui dari tulisan di plemahannya bertuliskan G.C, yang merupakan singatan dari Guno Carito. Berikut ini tampang asli Ki Gunocarito asal CilacapKi GunocaritoDan berikut ini karya-karyanya.

Gunocarito - Antareja

Antareja

Gunocarito - Antasena 1

Antasena 1

Gunocarito - Antasena 2

Antasena 2

Gunocarito - Bawor

Bawor

Gunocarito - Bayu

Bayu

Gunocarito - Bisma Senopati

Bisma Senopati

Gunocarito - Brajasena

Brajasena

Gunocarito - Bratesena

Bratesena

Gunocarito - Cakil

Cakil

Gunocarito - Cakranegara

Cakranegara (Arjuna yang menyamar)

Gunocarito - Dagelan

Dagelan

Gunocarito - Dalang Kandhabuwana

Dalang Kandhabuwana

Gunocarito - Dasamuka Krodha

Dasamuka Krodha

Gunocarito - Drupadi menyamar (salindri)

Salindri (Drupadi menyamar)

Gunocarito - Drupadi Muda Ore

Drupadi Muda Ore (Setelah bersumpah akan keramas darah Dursasana)

Gunocarito - Drupadi Muda

Drupadi Muda

Gunocarito - Drupadi Sepuh Klamben

Drupadi Sepuh Klamben

Gunocarito - Drupadi Sepuh

Drupadi Sepuh

Gunocarito - Durna

Durna

Gunocarito - Duryudana

Duryudana

Gunocarito - Gajendramuka

Gajendramuka

Gunocarito - Gandarwa Jajatma

Gandarwa Jajatma

Gunocarito - Gandarwa Sutibar

Gandarwa Sutibar

Gunocarito - Garuda Mahambira 2

Garuda Mahambira 2

Gunocarito - Garuda Mahambira

– Garuda Mahambira

Gunocarito - Gatotkaca

Gatotkaca

Gunocarito - Jaya Sumpena

Jaya Sumpena

Gunocarito - Kalasrenggi

Kalasrenggi

Gunocarito - Karna Jangkah

Karna Jangkah

Gunocarito - Karna Rapek

Karna Rapek

Gunocarito - Kayon Wijayakusuma

Kayon Wijayakusuma

Gunocarito - Kresna

Kresna

Gunocarito - Kuncarasekti

Kuncarasekti

Gunocarito - Layangkumitir

Layangkumitir

Gunocarito - Layangseta

Layangseta

Gunocarito - Liman Setubanda

Liman Setubanda

Gunocarito - Madubranta

Madubranta (sumbadra menyamar)

Gunocarito - Maenaka 2

Begawan Maenaka

Gunocarito - Naga Kuwera 2

Naga Kuwera

Gunocarito - Naga Kuwera

Naga Kuwera 2

Gunocarito - Semar

Semar

Gunocarito - Setija

Setija muda sewaktu di masih di kayangan

Gunocarito - Setyaki Kreasi

Setyaki Kreasi

Gunocarito - Sindulaga

Sindulaga (bima menyamar)

Gunocarito - Srenggini

Srenggini

Gunocarito - Watugajah

Watugajah

Gunocarito - Wil Jajahwreka

Wil Jajahwreka

Gunocarito - Wisnu

Wisnu

Gunocarito - Wisrawa Cirebon

Wisrawa Cirebon

Gunocarito - Yudoyono

Yudoyono


Filed under: WAYANG Tagged: gambar wayang, paraga wayang

Wayang-wayang Karya Imam Asrowi

$
0
0

Selain Ki Gunocarito, ada yang lain lagi yang menggoreskan coretan penanya berupa tokoh wayang kulit bernama Imam Asrowi.

Imam Asrowi

Masih muda, dan berikut karya-karyanya:

Imam Asrowi - Anoman

Anoman

Imam Asrowi - Bagaspati

Bagaspati

Imam Asrowi - Bajrapati

Bajrapati

Imam Asrowi - Baka

Baka

Imam Asrowi - Dewa Brata

Dewabrata

Imam Asrowi - Hastadriya

Hastadriya

Imam Asrowi - JArasandha

Jarasandha

Imam Asrowi - Kartapiyoga

Kartapiyoga

Imam Asrowi - Kurupati Manten

Kurupati Manten

Imam Asrowi - Nurcahya

Hyang Nurcahya

Imam Asrowi - Pandu

Pandu Dewanata

Imam Asrowi - Panji Gunung sari

Panji Gunung sari

Imam Asrowi - Sridentha

Sridentha

Imam Asrowi - Subala

Subala

Imam Asrowi - Sutasoma

Sutasoma

Imam Asrowi - Wenang

Hyang Wenang

Imam Asrowi - Wisrawa2


Filed under: WAYANG Tagged: gambar wayang, paraga wayang

Wayang-wayang Karya Christoper Dewa Wardana

$
0
0
Christoper Dewa WardanaNamanya Christoper Dewa Wardana, sama sekali tidak terkesan “njawani”. Lihat “piyantunipun” juga jauh dari “njawani”. Lihat lagi data di Facebooknya : Lives in Daly City, California From Palembang. Jauh dari bayangan bahwa pria ini dihubungkan dengan pewayangan.
Namun siapa sangka dari tangannya lahir karya-karya coretan wayang yang hampir semua ber-Gagrak Yogyakarta. Simak karyanya berikut :
Christoper Dewa Wardana - Adegan Rubuhan

Adegan Rubuhan (perang terakhir Baratayudha antara Duryudana melawan Werkudara)

Christoper Dewa Wardana - Agrariyin - Kurawa

Agrariyin (Kurawa)

Christoper Dewa Wardana - Bandung Bandawasa

Bandung Bandawasa (dua versi)

Christoper Dewa Wardana - Baratayuda

Baratayuda

Christoper Dewa Wardana - Batara Bongkokan

Batara Bongkokan

Christoper Dewa Wardana - Batara Bongkokan Variasi

Batara Bongkokan (beberapa versi)

Christoper Dewa Wardana - Batara Durgadewa-Batara Durganetri

Batara Durgadewa & Batara Durganetri

Christoper Dewa Wardana - Batara Dwapara

Batara Dwapara

Christoper Dewa Wardana - Blorong

Blorong (wadya Detragandamayit)

Christoper Dewa Wardana - Yudhistira

Blorong

Christoper Dewa Wardana - Wuku Watugunung

Wuku Watugunung

Christoper Dewa Wardana - Wuku KUruwelut

Wuku Kuuwelut

Christoper Dewa Wardana - Wrahaspati

Wrahaspati

Christoper Dewa Wardana - Wisnu

Wisnu (dua versi)

Christoper Dewa Wardana - Wilkathaksa, Wilkathaksini, Wilkathaksi

Wilkathaksa, Wilkathaksini, Wilkathaksi

Christoper Dewa Wardana - Werkudara

Werkudara

Christoper Dewa Wardana - Wenang

Wenang

Christoper Dewa Wardana - Wenang dan anak anaknya

Wenang dan anak anaknya

Christoper Dewa Wardana - Wadya Pancawati

Wadya Pancawati

Christoper Dewa Wardana - Suseno (kurawa)

Suseno (kurawa)

Christoper Dewa Wardana - Suryakaca Yojan

Suryakaca

Christoper Dewa Wardana - Sudarsana

Sudarsana

Christoper Dewa Wardana - Siwikrama atau Mandrakusuma

Siwikrama atau Mandrakusuma

Christoper Dewa Wardana - Setan Usus

Setan Usus

Christoper Dewa Wardana - Senggoto

Senggoto

Christoper Dewa Wardana - Semar

Semar

Christoper Dewa Wardana - Sasikirana B

Sasikirana 1

Christoper Dewa Wardana - Sasikirana A

Sasikirana 2

Christoper Dewa Wardana - Sang Hyang Wenang Jumeneng nata

Christoper Dewa Wardana - Sang Hyang Nurrassa manunggal

Sang Hyang Nurrassa & Wenang

Christoper Dewa Wardana - Sang Hyang Antaga, Sang Hyang Ismaya lan Sang Hyang Manikmaya

Sang Hyang Antaga, Sang Hyang Ismaya lan Sang Hyang Manikmaya

Christoper Dewa Wardana - Sang Hyang Anantawisesa

Sang Hyang Anantawisesa

Christoper Dewa Wardana - Ruwatan ( Adegan padukuhan Karanggedhe)

Ruwatan ( Adegan padukuhan Karanggedhe)

Christoper Dewa Wardana - Ramabargawa

Ramabargawa

Christoper Dewa Wardana - Raden Surtayuda(Genthiri) dan Raden Surtayu(Genthara)gagrak Ngayogyakarta

Raden Surtayuda(Genthiri) dan Raden Surtayu(Genthara)

Christoper Dewa Wardana - Raden Kudalaleyan

Kudalaleyan

Christoper Dewa Wardana - Raden Jalasaha salah satu Kurawa

Jalasaha (kurawa)

Christoper Dewa Wardana - Raden Durmana kurawa No.6

Durmana (kurawa)

Christoper Dewa Wardana - Raden Damarwulan,

Damarwulan

Christoper Dewa Wardana - Raden Bandung vs Ki Bandawasa

Raden Bandung vs Ki Bandawasa

Christoper Dewa Wardana - Putra-Putra Slagahima

Putra-Putra Slagahima 1

Christoper Dewa Wardana - Putra-Putra Slagahima lebaran

Putra-Putra Slagahima 2

Christoper Dewa Wardana - Putra-Putra Slagahima gagrak Ngayogyakarta

Putra-Putra Slagahima 3

Christoper Dewa Wardana - Putra-putra Batara Sambo

Batara Sambo & Putra-putranya

Christoper Dewa Wardana - Putra-Putra Batara Indra gagrak Ngayogyakarta

Batara Indra & Putra-Putranya

Christoper Dewa Wardana - Putra-Putra Batara Bayu gagrak Ngayogyakarta

Batara Bayu & Putra-Putranya

Christoper Dewa Wardana - Putra Ismaya

Ismaya & Putra-putranya

Christoper Dewa Wardana - Puspadenta

Puspadenta

Christoper Dewa Wardana - Prabu Puspadenta

Prabu Sindula

Christoper Dewa Wardana - Prabu Karawu

Prabu Karawu

Christoper Dewa Wardana - Prabu Jayabaya-Dewi Sara

Prabu Jayabaya & Dewi Sara

Christoper Dewa Wardana - Prabu Garudhawinata(Condrawimana)

Prabu Garudhawinata (Condrawimana)

Christoper Dewa Wardana - Prabu Bimasendra

Prabu Bimasendra

Christoper Dewa Wardana - Prabakusuma2

Prabakusuma

Christoper Dewa Wardana - Pasetran Gandamayit

Pasetran Gandamayit

Christoper Dewa Wardana - Paseban Jonggringsaloka

Paseban Jonggringsaloka

Christoper Dewa Wardana - Panji Brajanata

Panji Brajanata

Christoper Dewa Wardana - Pandawa Ngenger

Pandawa Ngenger

Christoper Dewa Wardana - Mbu Pywa

Mpu Pywa

Christoper Dewa Wardana - Maharesi Kasyapa

Maharesi Kasyapa

Christoper Dewa Wardana - Layang Seta-Layang Kumitir

Layang Seta & Layang Kumitir

Christoper Dewa Wardana - Lahiripun Garuda Senjari Putih

Lahiripun Garuda Senjari Putih

Christoper Dewa Wardana - Kusumawicitra3

Kusumawicitra

Christoper Dewa Wardana - Kurawa

Kurawa

Christoper Dewa Wardana - Kumaladewa Kumalasekti

Kumaladewa & Kumalasekti

Christoper Dewa Wardana - Klana Sewandana

Klana Sewandana

Christoper Dewa Wardana - Kayon

Kayon Baratayuda

Christoper Dewa Wardana - Kapi Jrapah

Kapi Jrapah

Christoper Dewa Wardana - Kalarahu

Kalarahu

Christoper Dewa Wardana - Kalabendana

Kalabendana

Christoper Dewa Wardana - Kala Srenggi

Kala Srenggi

Christoper Dewa Wardana - Jejer

Jejer

Christoper Dewa Wardana - jejer Nagari Pengging Witaradya

jejer Nagari Pengging Witaradya

Christoper Dewa Wardana - Jejer Nagari Ngawangga, Prabu Karnamandra kaseba Raden Mandrakusuma, Patih Mandrakethu, Patih Mandrasraya sawadyabala

Jejer Nagari Ngawangga Prabu Karnamandra kaseba Raden Mandrakusuma, Patih Mandrakethu, Patih Mandrasraya sawadyabala

Christoper Dewa Wardana - Jejer Ardi Mahendra (Dewaputra-Brahmanaraja)

Jejer Ardi Mahendra (Dewaputra-Brahmanaraja)

Christoper Dewa Wardana - Getahbanjaran

Getahbanjaran

Christoper Dewa Wardana - Gerhana

Gerhana

Christoper Dewa Wardana - Gerhana Asal Mula

Asal Mula Gerhana

Christoper Dewa Wardana - Genthiri kurawa no. 28

Genthiri (kurawa)

Christoper Dewa Wardana - Empu Rama lan Empu Permadi

Empu Rama lan Empu Permadi

Christoper Dewa Wardana - Durjaya (Kurawa no.3)

Durjaya (Kurawa)

Christoper Dewa Wardana - Durgempo Kurawa No.5

Durgempo (kurawa)

Christoper Dewa Wardana - Durganda (kurawa)

Durganda (kurawa)

Christoper Dewa Wardana - Dora & Sembada

Dora & Sembada

Christoper Dewa Wardana - Dewa dewa Bumi

Dewa dewa Bumi

Christoper Dewa Wardana - Danurwenda Yogya

Danurwenda

Christoper Dewa Wardana - Dalang Kandabuwana

Dalang Kandabuwana

Christoper Dewa Wardana - Dadungawuk Batara (yojan)

Batara Dadungawuk

Christoper Dewa Wardana - Ciptoning

Ciptoning

Christoper Dewa Wardana - Calakuta

Calakuta vs Guru

Christoper Dewa Wardana - Cakil Resi

Cakil Resi

Christoper Dewa Wardana - Cakil Ratu

Cakil Ratu

Christoper Dewa Wardana - Buta buta

Cakil And Friends

Christoper Dewa Wardana - Brahala

Brahala

Christoper Dewa Wardana - Bimarata kurawa no. 61

Bimarata (kurawa)


Filed under: WAYANG Tagged: gambar wayang, paraga wayang, wayang wayang kurawa

Bimandari

$
0
0

Bimandari

 

Bimandari, nama tokoh ini kurang populer, namun menurut lakon Bima Kacep, dia adalah salah seorang anak bima yang lahir perempuan. Bimandari adalah anak Bima dengan Dewi Uma. Dewi Uma adalah istri Batara Guru, lha kok bisa?

Kembali menurut lakon Bima Kacep, ketika itu Bima menjadi Begawan di suatu pertapaan. Nah Dewi Uma tergoda dengan Bima, mendatangi, merayunya samapi terjadi hubungan suami istri. Kemudian melahirkan Bimandari ini. Setelah ketahuan Batara Guru, Bima dihukum dipotong alat vitalnya dan dijadikan sebuah senjata.

Nah karena cerita yang ber-aura negatif inilah yang menjadikannya tidak layak dipentaskan dan menjadi kurang populer.

Kembali ke Bimandari, kira-kira seperti apakah paraganya? Bayangkan saja seorang dewi yang bentuk wayangnya mengandung unsur pakaian Bima. Nah paraga di atas di Buku RUPA DAN KARAKTER WAYANG PURWA  karya HERU S SUDJARWO, paraga ini bernama Kuntulwilaten. Namun melihat corak jarik yang digunakan, juga gelang serta kelat bahunya yang mirip perhiasan Werkudara, pantas kiranya jika wayang ini dipakai sebagai Bimandari.


Filed under: TULISAN Tagged: bimandari, gambar wayang, paraga wayang

Aswatama Ratu

$
0
0

Dalam serial Mahabarata dari India, diceritakan Aswatama adalah putra Guru terkemuka, yaitu Durna. Maka Aswatamapun tergolong tokoh terkemuka di Astina. Bahkan dia sempat dinobatkan menjadi raja di Negara “setengah” Pancala yang diberikan Drupada sesuai janjinya kepada Durna.

Aswatama Praban

Beda dengan di cerita wayang, walau Durna juga guru Kurawa, namun Aswatama hanya prajurit biasa. Bahkan di cerita lain dikatakan bahwa dia cuma Tuwa Buru, atau semacam mandor ketika berburu hewan di hutan.

Nah jika Durna versi tidak cacat alias berwibawa juga sudah diangkat ke pewayangan, bagaimana juga jika Aswatama dibuatkan ujud dengan berpakaian mewah, bahkan pas jika dijadikan sebagai Raja.

Kira-kira seperti gambar wayang di atas, Aswatama tetap memai Kethu Udheng, ditambah Garuda mungkur besar, praba di belakang, pakaian bawah ditambah celana dibawah lutut. Cukup terlihat mewah dan berwibawa daripada tampang aslinya.


Filed under: WAYANG Tagged: aswatama, aswatama ratu, gambar wayang. paraga wayang

Sate Sidoroso Wangon

$
0
0

Nyate lagi yuuuk….. Kali ini dari wilayah barat Kabupaten Banyumas yaitu Wangon. Kota yang cukup strategis karena menjadi pertemuan jalur Selatan dengan jalur Selatan-selatan lewat Cilacap dan juga merupakan jalur utama dari dan ke Cilacap dari sisi barat.Sate Sidoroso Wangon 003

Kali ini kita mencicipi Sate Sidoroso yang berada tak jauh dari perempatan Wangon ke arah Selatan, sebelah Barat atau Kanan Jalan.
Sate Sidoroso Wangon 001

Warungnya tergolong luas, ada sekitar enam meja besar dan kecil. Selain itu warung ini fasilitasnya cukup lengkap. Ada wastafel tempat cuci tangan, toilet (tanpa kloset) dan Mushalla kecil. Hal yang agak jarang ditemui di warung sate lain di luar kota.Sate Sidoroso Wangon 002

Kita pesan satenya, disajikan dengan irisan bawang merah, kol dan tomat serta bumbu kecap tentunya. Nasi yang disajikan dengan bakul, artinya kita bebas menentukan porsi kita. Kita coba satenya, mak nyusss, empuk dan bumbunya pas…tidak kemanisan, mantap pokoknya. Nasi hangat dipadu sate tadi serta segelas es jeruk cukup membuat kenyang di perut dan nikmat di lidah.

Sate Sidoroso Wangon

Warung ini selain menyediakan sate, juga ada gulai dan Tongseng…lengkap kan? Silahkan mencoba sendiri..


Filed under: KULINER Tagged: sate kambing, sate sidoroso wangon

Kurawa 100, Part 1

$
0
0

Kurawa ada 100 tapi wujud wayangnya seperti apa saja. Kali kita mencoba menyajikan perkiraan wayang Kurawa itu seperti apa saja.

Dimulai dari tokoh yang jelas-jelas ada wayangnya di bagian pertama ini. Untuk selanjutnya adalah tokoh rekaan karena misal dimunculkan biasanya menggunakan wayang srambahan. Bagian pertama adalah wayang Kurawa yang sering muncul di pagelaran wayang:

duryudana

Duryudana

Kurawa anak pertama yang menjadi Raja Astina. Punya kemampuan Gada yang seimbang dengan Bima, karena sama-sama berguru dengan Baladewa. Pertarungannya juga menjadi penutup perang Baratayuda.

dursasana

Dursasana

Adipati Banjarjungut, dikenal sebagai orang yang berusaha menarik kain Drupadi ketika Lakon Pendawa Dadu. Kemudian dia tewas secara mengenaskan di tangan Bima dalam perang Baratayuda.

kartamarma_solo

Kartamarma

Kurawa yang hampir pasti muncul di jejer Astina, adipati Banyutinalang ini merupakan panglima Astina. Diceritakan dia masih hidup ketika Baratayuda usai, kemudian bersama-sama Aswatama menyusup ke markas Pandawa dalam lakon Aswatama Nglandak. Kemudian dia tewas oleh Bima

durmagati

Durmagati adalah Kurawa yang berwatak gecul, bercanda, nglawak dan agak bodoh. Dalam perang dia hanya pelangkap karena hampir pasti dikalahkan dengan mudah atau pun mundur terlebih dulu. Kata-katanya lugas dan kadang menyindir dengan telak ke Sengkuni.

citraksa

Citraksa

Citraksa dan Citraksi juga tak ubahnya Durmagati yang berwatak gecul dan penakut.

citraksi

Citraksi


Citraksi ini juga punya cacat jika ngomong gagap. Jadi bahan lelucon dalang ketika memainkannya.

Dursilawati

Dursilawati

Dursilawati adalah satu-satunya Kurawa perempuan. Dia menjadi istri Jayadrata yang merupakan salah satu Panglima Astina.


Filed under: WAYANG Tagged: gambar wayang, kurawa 100, paraga wayang, wayang kurawa 100

Kurawa 100, Part 2

$
0
0
Bogandenta IM

Bogandenta

Bogadenta adalah salah satu Sata Kurawa yang terkemuka dan sakti. Bogadenta memperoleh kesaktian dari Resi Rasakumala, sampai kemudian ia memutuskan untuk meninggalkan Padepokan Colomadu. Saat sampai di Astina, seekor Gajah mengamuk dan mengejar seorang putri. Ia berhasil menolong putri tersebut dan menundukkan sang gajah dengan meloncat ke atas leher, menunggangi dan menekan kepala sang Gajah hingga tak berdaya. Gajah itu kemudian menjadi kendaraan Bogadenta dan diberi nama Murdaningkung, sedang sang putri yang bernama Murdaningsih menjadi srati atau pawang.

Dalam lakon “Pendawa Traju” Sakuni mengadu remaja-remaja Kurawa dan Pandawa untuk ditimbang, pihak yang menang akan mendapat hadiah. Mengetahui kalah jumlahnya, Pandawa kemudian mengajukan syarat agar Kurawa dulu yang naik ke timbangan. Setelah Kurawa naik, Pandawa satu persatu menaiki timbangan. Bima yang mendapat giliran terakhir kemudian dengan sekuat tenaga meloncat ke timbangan. Akibatnya Bogadenta dan beberapa saudaranya terpental hingga ke negara seberang. Atas kesaktian Bogadenta, ia kemudian menaklukkan Turilaya, negara seberang tersebut dan menjadi raja dengan memperistri Dewi Murdiningrum.

Dalam perang Bharatayudha, bersama pasukan dari Turilaya, Bogadenta menjadi panglima perang Kurawa yang berani dan mampu mengobrak-abrik pertahanan Pendawa. Bogadenta bersama gajah Murdaningkung, dan srati Dewi Murdaningsih menjadi pasangan yang menakutkan lawan dan tak terkalahkan. Uniknya, kesaktian mereka terletak pada tetesan air mata. Bila salah satu diantara mereka mati, maka tetesan air mata dari yang lain akan membuat yang mati hidup kembali. Sebuah kesaktian yang tercipta dari kesatuan rasa dan cinta.

Dalam lakon ini Arjuna hampir terjebak rayuan Murdaningsih, namun bisa disadarkan Kresna. Arjuna kemudian berhasil menewaskan Murdaningsih, Gajah Murdaningkung serta Prabu Bogandenta satu persatu, namun jika diantara ketiga ini hidup maka bisa menghidupkan yang lain. Akhirnya dengan saran Kresna, cara menyingkirkan ketiganya adalah dipanah sekaligus bersamaan, dan siasat ini berhasil menewaskan Raja, Gajah dan Sratinya itu.

 

Gardapati IM


Gardapati

Dengan kesaktiannya, ia berhasil merebut negara Bukasapta, dan mengangkat dirinya menjadi raja bergelar Prabu Gardapati. Adik kesayangannya Gardapura di angkat menjadi raja muda bergelar Prabu Anom Gardapura.

Gardapura

Gardapura

Saat berlangsungnya perang Bharatayuda, Gardapati diangkat menjadi senapati perang Kurawa dengan senapati pendamping Prabu Wresaya. Gardapati tewas dalam peperangan melawan Bima. Tubuhnya hancur dihantam gada Rujakpala.

Wresaya IM

Wresaya

Kurawa terkemuka yang lain yang menjadi raja sabrang. Akibat terpental dalam peristiwa “Pendawa Traju” yaitu adu berat badan antara keluarga Kurawa melawan keluarga Pandawa. Wresaya terus pergi mengembara. Dengan kesakiannya akhirnya ia berhasil merebut negara Glagahtinalang, dan mengangkat dirirnya sebagai raja begelar Prabu Wresaya.
Saat berlangsungnya perang Bharatayuda, Prabu Wresaya diangkat menjadi senapati perang Kurawa, mendampingi saudara tuanya, Prabu Gardaparti. Akibat siasat Prabu Gardapati, yang memancing Bima bergeser dari tempat kedudukannya ke tempat yang tidak dikenalnya, maka Werkudara terjebak masuk kedalam daerah yang berlumpur bersama-sama dengan Arjuna. Namun pada saat terakhir Bima dapat menyelamatkan diri bersama Arjuna dan Gardapati beserta Wresaya menjadi korban tewas tenggelam dalam lumpur.

Kertipeya IM

Kertipeya

Raja negara Rujimalawa, termasuk Kurawa yang sakti sehingga bisa menjadi raja Negara sabrang. Ia pandai dalam oleh ketrampilan mempergunakan senjata gada dan lembing. Ia tewas ditangan Bima ketika Perang Baratayudha. Tokoh ini sering muncul di lakon carangan di wayang Banyumasan sebagai sraja sabrang, murid Durna yang membantu keinginan Sang Guru.

Bomawikatha

Bomawikatha

Bomawikatha adalah salah seorang Kurawa terkemuka, dia memiliki hubungan yang sangat erat dengan saudaranya yang bernama Wikathaboma. Mereka berdua merupakan saudara tunggal guru dan hidup dalam satu jiwa. Artinya apabila yang satu diantara mereka mati dan dilangkahi saudara yang masih hidup, maka yang mati akan hidup kembali.

Wikathaboma IM

Wikathaboma

Karena kesaktiannya itu, dalam perang Bharatayuda ketika Resi Drona menjadi Senapati Agung Kurawa dengan tata gelar perangnya “Cakraswandana”, Wikathaboma dan Bomawikatha diangkat menjadi senapati pengapit. Sepak terjang mereka sangat menakutkan keluarga Pandawa. Tapi akhirnya Wikataboma dan Bomawikata tewas dalam peperangan melawan Bima. Kepala mereka diadu kumba (saling dibenturkan) hingga hancur, dan keduanya mati secara bersamaan.

Widandini

Widandini

Arya Widandini pandai dalam olah ketrampilan mempergunakan senjata gada dan trisula. Dengan kesaktiannya ia berhasil merebut negara Purantara dan mengangkat dirinya menjadi raja bergelar Prabu Windandini.

Anuwenda

Anuwenda

Adik kesayangannya Anuwenda diangkat menjadi patih negara Purantara. Pada saat berlangsungnya peran Bharatayuda, Prabu Widandini diangkat sebagai senapati perang Kurawa dan mengerahkan seluruh balatentara negara Purantara ke perang Kurusetra. Prabu Widandini dan Anuwenda tewas dalam peperangan melawan Arjuna

Wiwingsati

Wiwingsati

Salah satu Kurawa yang muncul di adegan pengeroyokan Kresna dalam lakon Kresna Duta. Dalam perang Baratayuda, Wiwingsati mati melawan Nakula.

Permeya

Permeya

Prabu Permeya adalah Raja Malwapati dia dikenal di pewayangan sebagai pemilik Gajah Hestitama yang dibunuh Bima kemudian namanya digunakan untuk tipu daya dalam melemahkan Durna.


Filed under: WAYANG Tagged: gambar wayang, kurawa 100, paraga wayang, wayang kurawa 100

Sate Suka Mulya Mang Ipin Majenang

$
0
0

Menyate bareng maning yuh … Kok sering banget… boros dan awas kolesterol, asam urat dan semacamnya… Yah ini kan nyatenya kapaaan… nulisnya kapaannn…

Kali ini mencoba sate di wilayah barat, kota Majenang… Di sini tidak terlalu banyak warung sate sepertinya, di jalur utama, saya dapati hanya ada dua warung sate, yang satu ini yang dipilih…Sate Mang Ipin.
Sate Mang Ipin Majenang 001

Posisinya sudah agak ke timur, dekat dealer Honda. Papan namanya tinggi namun tertutupi papan nama lain, jadi agak susah juga dicari.

Sate Mang Ipin Majenang 004

Tampak depan baru jelas karena ada spanduk lebar bertulisan besar-besar SUKA MULYA (MANG IPIN)

Sate Mang Ipin Majenang 003

Warungnya luas dan bersih, ada televisinya namun rasanya masih kurang tanpa adanya wastafel di dalamnya. Makan sate memang tangan tidak bersentuhan langsung dengan makanan, namuan kalo habis beraktivitas tanpa cuci tangan rasanya pasti risih.

Langsung saja pesan, jangan lupa menyebutkan bumbu yang diinginkan, kecap apa kacang. Perlu dibiasakan nih kalo pesan sate, kerena ada yang suka bumbu kacang namun ada yang pilih mumbu kecap. Kalo saya sendiri pilih kecap, karena sate kambing berbumbu kacang, rasa kambingnya tertutup oleh kacang tanah, jadi tak ada bedanya dengan sate ayam.Sate Mang Ipin Majenang 002

Tampilannya menarik, sate dengan nuansa kecap yang gelap, ditutup dengan irisan tomat dan cabe rawit yang di gerus kasar. Coba dagingnya, enak namun kali ini agar “telat ngangkat” daging bagian ujung ada aroma sedikit gosong. Tapi tak apalah selebihnya pas matangnya.

Warung ini menyediakan sate dan gulai kambing serta sate ayam. Tongseng ada juga cuma harus pesan dan sabar menunggu karena tergolong pesanan khusus.

Mengenai harga, sepertinya untuk sate di barat Cilacap masih lebih mahal daripada di wilayah timur semacam Maos dan Kroya.

Warung mang Ipin harusnya dikasih logo semacam ini:

Ipin



Filed under: KULINER Tagged: sate kambing, sate mang ipin majenang, warung sate di majenang

Jadwal Pagelaran Wayang Bulan September 2015 Seluruh Indonesia

$
0
0

Jadwal Pagelaran Wayang Bulan September 2015 (Banyumasan)

$
0
0

Jadwal pentas wayang dalang Banyumasan September 2015, masih ramai karena bertepatan dengan banyaknya hajatan. Dirangkum dari berbagai sumber

(sementara, akan disesuaikan jika ada perubahan)

Untuk Jadwal Wilayah Lain bisa dilihat di SINI

KI CEMING WISNU WARDOYO

  • Tanggal 5 : Balaidesa Bulupayung, Kec. Kesugihan, Cilacap

KI TEJO SUTRISNO

  • Tanggal 8 : Kelurahan Cilacap, Kec. Cilacap Selatan, Cilacap

KI SUGIYONO SISWO CARITO

  • Tanggal 18 : Slarang, Kec. Kesugihan, Cilacap (depan Masjid Slarang)

KI SUTEJO MUDHO CARITO

  • Tanggal 21 : Pasirgaru, Cicapar, Kec. Banjarsari, Ciamis

KI FAISAL MALIK

  • Tanggal 25 : Gombolharjo, Kec. Adipala, Cilacap

KI ULIN NUHA

  • Tanggal 26 : Karangrena, Kec. Maos, Cilacap

KI AGUS SUSMONO

  • Tanggal 30 : Pagubugan Wetan, Kec. Binangun, Cilacap

KI YAKUT ADIB GANTA NURAIDIN

  • Tanggal 5 : Tipar, Kec. Rawalo, Banyumas

KI MONGKO DARYONO

  • Tanggal 12 : Balai Desa Dondong, Kec. Kesugihan, Cilacap
  • Tanggal 23 : Cimeong, Kutawaru, Kec. Cilacap Tengah, Cilacap
  • Tanggal 26 : Jalan Tentara Pelajar, Tritih Kulon, Kec. Cilacap Utara, Cilacap

KI SIGIT DJONO SAPUTRA

  • Tanggal 3 : Adisara, Kec. Jatilawang, Banyumas
  • Tanggal 7 : Karanglewas, Kec. Jatilawang, Banyumas
  • Tanggal 21 : Keleng,  Kec. Kesugihan, Cilacap
  • Tanggal 26 : Kramat, Tegal

KI SIKIN HADIWARSONO

  • Tanggal 01 : Balaidesa Tritih Lor, Kec. Jeruklegi, Cilacap
  • Tanggal 03 : Karangbale, Kec. Larangan, Brebes
  • Tanggal 07 : Glempang, Kec. Maos, Cilacap
  • Tanggal 12 : Lapangan Desa Lesmana,  Kec. Ajibarang, Banyumas
  • Tanggal 13 : Tayem,  Kec. Karangpucung, Cilacap
  • Tanggal 15 : Pandansari,  Kec. Sruweng, Kebumen
  • Tanggal 21 : Bunton,  Kec. Adipala, Cilacap
  • Tanggal 22 : Karangbenda,  Kec. Nusawungu, Cilacap
  • Tanggal 25 : Kamulyan,  Kec.  Bantarsari, Cilacap
  • Tanggal 26 : Widarapayung  Kec. Binangun, Cilacap
  • Tanggal 27 : Kec. Patimuan, Cilacap

KI MARGONO SISWOCARITO

  • Tanggal 13 : Jepara kulon, Kec. Binangun, Cilacap
  • Tanggal 19 : Jepara kulon, Kec. Binangun, Cilacap
  • Tanggal 27 : Simerak, Jetis, Kec. Nusawungu, Cilacap

KI GINO GUNO CARITO

  • Tanggal 8 : Balaidesa Kubangkangkung, Kec. Kawunganten, Cilacap
  • Tanggal 10 : Sidaurip, Kec. Binangun, Cilacap
  • Tanggal 11 : Maduretno, Kec. Buluspesantren, Kebumen
  • Tanggal 12 : Sibalung, Kec. Kemranjen, Banyumas

KI GENDROYONO

  • Tanggal 2 : Cepu, Blora
  • Tanggal 8 : Jlegong, Kec. Karangkobar, Banjarnegara
  • Tanggal 19 : PT. Sawit Kalimantan Timur
  • Tanggal 22 : GOR Guntur Daryono, Purbalingga

KI GUNTUR RIYANTO

  • Tanggal 2 : Balaidesa Kalijaran, Kec. Maos, Cilacap
  • Tanggal 4 : Alun-alun Banyumas
  • Tanggal 5 : Balaidesa Kuripan, Kec. Kesugihan, Cilacap
  • Tanggal 8 : Balaidesa Karangrena, Kec. Maos, Cilacap
  • Tanggal 10 : Balaidesa Klapagada, Kec. Maos, Cilacap
  • Tanggal 11 : Balaidesa Silangsur, Kec. Adipala, Cilacap
  • Tanggal 12 : Keleng, Kec. Kesugihan, Cilacap
  • Tanggal 17 : Kelurahan Lomanis, Kec. Cilacap Tengah, Cilacap
  • Tanggal 21 : Pamarican, Kec. Banjarsari, Ciamis
  • Tanggal 23 : Sidaurip, Kec. Binangun, Cilacap
  • Tanggal 26 : Tritih, Cilacap
  • Tanggal 28 : Karangturi, Kec. Kroya, Cilacap
  • Tanggal 29 : Kewayuhan, Kec. Pejagoan, Kebumen

KI KUKUH BAYU AJI

  • Tanggal 1 : Kantor Kec. Pengadegan, Purbalingga.
  • Tanggal 2 : Dororejo, Kec. Doro, Pekalongan.
  • Tanggal 3 : Adimulya, Kec. Wanareja, Cilacap.
  • Tanggal 4 : Bunton, Kec. Adipala, Cilacap.
  • Tanggal 5 : Lapangan Cimanggu, Kec. Cimanggu Cilacap.
  • Tanggal 7 : Mandala, Kec. Jeruklegi, Cilacap.
  • Tanggal 8 : Keleng, Kec. Kesugihan, Cilacap.
  • Tanggal 9 : Paningkaban, Kec. Gumelar Banyumas.
  • Tanggal 10 : Kantor Kecamatan Wanareja, Cilacap.
  • Tanggal 12 : Water Park GALUH MAS Karawang
  • Tanggal 14 : Baledesa Bojong, Kec. Kawunganten, Cilacap.
  • Tanggal 15 : Ketapang, Banjarsari Kec. Nusawungu, Cilacap.
  • Tanggal 16 : Simerak , Jetis,  Kec. Nusawungu, Cilacap.
  • Tanggal 17 : Sidamulih, Kec. Rawalo Banyumas.
  • Tanggal 18 : Depan SPBU Wangon, Banyumas
  • Tanggal 19 : Kuntili, Kec. Sumpiuh, Banyumas
  • Tanggal 20 : Pageralang, Kec. Kemranjen, Banyumas.
  • Tanggal 21 : Padangjaya, Kec. Majenang, Cilacap.
  • Tanggal 22 : Karangturi, Kec. Kroya, Cilacap.
  • Tanggal 24 : Karangsari, Kec. Adipala, Cilacap.
  • Tanggal 25 : Sawangan Kec. Kebasen Banyumas.
  • Tanggal 26 : Tameng, Kec. Cimanggu, Cilacap.
  • Tanggal 27 : Karangtengah, Kec. Kemangkon, Purbalingga.
  • Tanggal 30 : Doplang, Kec. Adipala, Cilacap.

KI EKO SUWARYO

  • Tanggal 1 : Doplang, Kec.Adipala, Cilacap.
  • Tanggal 2 : Lapangan Kalitengah, Kec.Gombong, Kebumen
  • Tanggal 3 : Purwodadi, Kec.Kuwarasan, Kebumen
  • Tanggal 4 : Karang Jengkol, Kec.Kesugihan, Cilacap
  • Tanggal 5 : Kalitengah, Kec.Gombong, Kebumen
  • Tanggal 6 : Sidaurip, Kec. Binangun, Cilacap
  • Tanggal 7 : Buntu, Sidamulya, Kec.Kemranjen, Banyumas
  • Tanggal 8 : Pekuncen, Kec. Jatilawang, Banyumas
  • Tanggal 9 : Karang Tengah, Kec.Sampang, Cilacap
  • Tanggal 10 : Petanahan, Kec. Ayah, Kebumen
  • Tanggal 11 : Bajing Kulon, Kec. Kroya, Cilacap
  • Tanggal 12 : Kebasen, Kec.Kebasen, Banyumas
  • Tanggal 13 : Menganti, Kec. Kesugihan, Cilacap
  • Tanggal 14 : Widara Payung, Kec.Binangun, Cilacap
  • Tanggal 15 : Candirenggo, Kec. Ayah, Kebumen
  • Tanggal 16 : Lapangan Bejiruyung, Kec. Sempor, Kebumen
  • Tanggal 17 : Puring, Kec. Puring, Kebumen
  • Tanggal 18 : Kepudang, Kec.Binangun, Cilacap
  • Tanggal 19 : Sawangan, Kec. Jeruklegi, Cilacap
  • Tanggal 20 : Cintaratu, Kec. Lakbok, Ciamis
  • Tanggal 21 : Gebangsari, Kec. Tambak, Banyumas
  • Tanggal 22 : Cindaga, Kec. Kebasen, Banyumas
  • Tanggal 23 : Klumprit, Kec. Nusawungu, Cilacap
  • Tanggal 24 : Sidaurip, Kec. Binangun, Cilacap
  • Tanggal 25 : Sidaurip, Kec. Gandrungmangu, Cilacap
  • Tanggal 26 : Pesawahan, Kec. Rawalo, Banyumas
  • Tanggal 27 : Karangpucung, Cilacap
  • Tanggal 28 : Menganti, Kec. Kesugihan, Cilacap
  • Tanggal 29 : Rangkah, Kec. Buayan, Kebumen
  • Tanggal 30 : Sindang Angin, Kec. Lakbok, Ciamis

Filed under: WAYANG Tagged: jadwal eko suwaryo, jadwal ki bagas kriswanto, jadwal ki gino gubugan, jadwal ki guntur riyanto, jadwal ki margono jepara, jadwal ki ratmiko wahyudi, jadwal ki sigit djono saputra, jadwal kukuh bayu aji, jadwal mongko daryono, jadwal sikin hadi warsono, jadwal tejo gubrag, jadwal wayang banyumasan, jadwal wayang september 2015, jadwal yakut
Viewing all 257 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>